Unesa.ac.id., SURABAYA—Universitas Negeri Surabaya (UNESA) dianugerahi dua penghargaan sekaligus oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Anugerah ini masing-masing dalam subkategori perguruan tinggi peduli disabilitas dan perguruan tinggi akademik penyelenggara program Merdeka Belajar Kampus Merdeka mandiri dalam Anugerah Merdeka Belajar 2023 di Yogyakarta pada Senin, 29 Mei 2023.
Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti menuturkan, ada 57 perguruan tinggi yang menerima penghargaan di berbagai kategori dan sub-kategori. Kurasi dengan indikator jelas dan ketat diterapkan untuk memilih setiap penerima anugerah.
"Penghargaan ini diberikan berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi disertai bukti implementasi berdasarkan hasil verifikasi belakangan ini dari Inspektorat Jenderal sebagai satuan kerja yang bertanggungjawab," kata Suharti.
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim mengugcaptkan selamat kepada perguruan tinggi yang mendapatkan penghargaan tersebut, termasuk UNESA. Itu merupakan sebuah apresiasi atas komitmen dan kerja sama yang bagus dalam implementasi MBKM di kampus masing-masing.
Mas Menteri (sapaan akrabnya) berharap, penghargaan tersebut bisa menjadi motivasi bagi pendidikan tinggi untuk terus memberikan yang terbaik, melakukan transformasi dan terobosan penting dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas, ramah dan menyenangkan bagi generasi bangsa.
Komitmen dan Terobosan
Rektor Unesa Nurhasan menyampaikan terima kasih atas apresiasi dan penghargaan tersebut. Menurutnya, sejak awal kampus yang dia pimpin itu memang hadir untuk memberikan pendidikan yang ramah bagi putra-putri tanah air, baik yang disabilitas maupun non-disabilitas.
Atas komitmen itulah, kampus bertagline 'Rumah Para Juara' itu berusaha melahirkan berbagai terobosan layanan pendidikan yang inklusif. Upaya itu bisa dilihat lewat program studi (prodi) Pendidikan Luar Biasa (PLB) yang kemudian diperkuat lagi dengan Pusat Studi dan Layanan Disabilitas (PSLD) yang belakangan menjadi Direktorat Disabilitas.
Dia menambahkan, lewat lembaga khusus itu, banyak kolaborasi internasional yang sudah dilakukan, seperti pengembangan Signalong Indonesia atau sistem bahasa isyarat berbasis kata kunci. Itu dikembangkan bersama pakar dari UK.
Unesa juga meluncurkan UNESA-DIMETRIC (Disability Inclusion Metrics) sebagai upaya mendorong terwujudnya lingkungan dan lembaga pendidikan yang ramah penyandang disabilitas di dunia. Selain itu, tentu membuka jalur penerimaan mahasiswa baru khusus disabilitas, menyediakan beasiswa, pendamping khusus, pun disiapkan kursi roda sampai motor khusus untuk mobilitas mahasiswa di area kampus.
Pada kesempatan berbeda, Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Kemahasiswaan dan Alumni, Madlazim mengatakan pihaknya terus memfasilitasi mahasiswa untuk ikut mata kuliah di perguruan tinggi lain, mengikuti magang di dunia usaha dan industri (dudi) dan lembaga pemerintahan. Selain itu juga lewat program pengabdian kepada masyarakat salah satunya KKN tematik.
“KKN-MBKM ini kami rancang dalam bentuk lima tema utama yaitu proyek di desa, proyek independen, kewirausahaan, asistensi mengajar dan studi independen. Tujuan kami memberikan kesempatan untuk mengembangkan potensinya lebih luas. Program lainnya yaitu PLP, riset, magang dan sebagainya,” kata Madlazim. []
Share It On: