Senang dan tidak percaya itulah yang dirasakan salah satu wisudawan terbaik Program Pascasarjana Unesa. Riski sapaan akrabnya tidak menyangka jika dirinya dinyatakan sebagai wisudawan terbaik S-2 Unesa. Perjuangan selama 2 tahun telah terbayarkan dengan prestasi dan IPK yang nyaris sempurna 3,93. Pekerjaannya sebagai guru di SDN Sidotopo VIII/55 yang dijalani sejak tahun 2006, tidak menghalanginya untuk lulus tepat waktu. Manajemen waktu yang baik merupakan salah satu kunci untuk menyeimbangkan antara tugas kerja sebagai guru sekolah dasar dengan kuliah dan tugas kuliah. Ingin menyejahterahkan keluarga adalah mimpinya yang memotivasi pria kelahiran Surabaya, 22 Oktober 1987 ketika kuliah S-2. Tesisnya yang berjudul "Membangun Kemampuan Berpikir Kreatif dan Penguasaan Konsep Siswa SD Melalui Pengemangan Model Pembelajaran Pemerolehan Konsep (Concept Attainment)" didasari oleh amanah kurikulum untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif meskipun model pembelajaran pemerolehan konsep sudah lama ada tetapi belum begitu booming pada guru sekolah dasar. Inilah yang memotivasi Riski untuk mencoba memunculkan model pembelajaran tersebut karena dapat meningkatkan kreativitas siswa. Selama kuliah Riski merasakan banyak pengalaman yang menarik dalam hal proses belajar mengajar, proses meraih nilai dan keterlibatan dalam pembuatan jurnal-jurnal internasional. "Hebatnya S-2 di Unesa itu antara dosen dengan mahasiswanya seperti tidak ada batasan, kita sebagai mahasiswa menimba ilmu dari dosen dan dosen belajar dari kita tentang kondisi di lapangan," ungkap anak pasangan Matali dan Rosidah itu. Awal karir Riski diawali menjadi seorang guru sebelum masuk kuliah. Setelah menyelami lebih dalam profesinya menjadi seorang guru, pria berkacamata ini tertarik untuk menimba ilmu lebih dalam mengenai pendidikan dasar. Wisuda ke-80 hari ini (21/6/2014) di GOR Bima Kampus Unesa Lidah Wetan Surabaya merupakan wisuda pertama Riski karena pada wisuda S-1 dulu yang juga di Unesa dirinya menjalani program pertukaran pelajar Indonesia-China dari PPAN. Saat ditemui oleh Reporter Humas Unesa, Riski berpesan. "Mimpi itu jangan hanya diangankan, mimpi itu ditulis, divisualisasikan dan lihat alam akan bahu membahu mewujudkan mimpimu," ujarnya pria yang pernah menolak tawaran studi ke Jepang demi menjaga kedua orang tuanya ini. (Ari/Wahyu/Byu)