www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA-Program studi S-2 Pendidikan Bahasa Indonesia (PBI) dan S-2 Pendidikan Bahasa dan Sastra (PBS) Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menyelenggarakan Webinar Filsafat bertajuk “Melihat dari Mata Filsafat Pendidikan Bahasa dan Sastra” pada Selasa, 20 Desember 2022.
Dalam acara ini hadir Dr. Agusniar Dian Savitri, S.S., M.Pd., selaku Kepala prodi S-2 Pendidikan Bahasa Indonesia (PBI), Dr. Titik Indarti, M.Pd., Kepala prodi S-2 Pendidikan Bahasa dan Sastra (PBS), Dr. Budinuryanta Yohannes, M. Pd., selaku dosen Filsafat UNESA sekaligus menjadi Narasumber Utama atau Waratama. Selain itu, terdapat beberapa narasumber lain yang membawakan setiap topik filsafat dalam pembelajaran bahasa dan sastra.
Acara dibuka dengan purwaka kata Dr. Agusniar Dian Savitri, S. S., M. Pd. Dia menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan agar mampu menjadi pembelajaran di luar kelas dan wadah berdiskusi bagi mahasiswa maupun dosen. Tema filsafat sengaja diangkat sebagai bagian dari proses berpikir mendalam dan mencari akar permasalahan untuk melahirkan solusi dan inovasi dalam pembelajaran bahasa dan sastra.
“Filsafat tidak sekadar pengetahuan tentang ilmu tertentu, tetapi filsafat mendasari ilmu, bagaimana cara kita berfikir, memunculkan karakter, dan lain-lain, sehingga ini menjadi sesuatu yang sangat menarik untuk dibahas,” jelasnnya.
Budinuryanta Yohannes menyampaikan bahwa mata filsafat, khususnya dalam ranah pendidikan bahasa dan sastra sebagai pendekatan kritis lewat bertanya, bertanya dan bertanya untuk terus melihat dan menemukan jawaban atas apa yang dicari.
Ada beberapa tahapan pengetahuan yang dicapai manusia dalam kaitannya pemahaman filsafat mulai dari pengetahuan faktual sebagai tingkat pertama, kemudian memperoleh pengetahuan konseptual, dilanjutkan pengetahuan prinsipal, selanjutnya pengetahuan teoritikal, dan terakhir adalah pengetahuan metafisikal.
Dalam ranah pendidikan bahasa dan sastra Indonesia sendiri, sejatinya keberadaannya menurut Budi bertujuan untuk membentuk karakter ke-Indonesiaan. Dan, wujud pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia sebagai karakter telah tergambar nyata pada penerapan kurikulum di semua jenjang pendidikan.
Pembicara lainnya, Ni Made Novi Artadiyanti menjelaskan, pendidikan bahasa dan sastra Indonesia tanpa karakter tidak akan bermakna. Sehingga agar siswa mampu menjiwai bahasa dan sastra Indonesia serta karakter di dalamnya bisa melalui pembelajaran hikayat yang berpotensi dijadikan media karakterisasi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
Sementara itu, Chumairoh L. Agustiana menyampaikan materi berjudul "Pembiasaan dalam Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia". Baginya pembiasaan yang baik dalam pembelajaran adalah pembiasaan yang dicontohkan lewat suri teladan guru. Pembiasaan ini akan selalu melekat pada diri peserta didik sehingga mampu menjadi strategi pembiasaan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia untuk membentuk karakter baik terutama dalam berbahasa dan bersastra Indonesia.
Selain pemateri di atas, juga terdapat pemateri lainnya seperti Ega Damayanti, Rika Rofi'atul Hajjah, Moh Yusril Hermansyah, Nanda Lestari, dan ditutup dengan sambutan Dr. Titik Indarti, M. Pd., selaku Kepala Prodi (Kaprodi) S-2 Pendidikan Bahasa dan Sastra (PBS). [HUMAS UNESA]
***
Penulis: Muhammad Azhar Adi Mas’ud
Editor: @zam Alasiah*
Share It On: