www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA- Komunitas Kegiatan Mahasiswa Seni, Drama, Tari, dan Musik (KKM Sendratasik) Universitas Negeri Surabaya menggelar Pentas Drama (PENA) pada Sabtu, 25 Februari 2023 di Aula lantai 3 Gedung T11, Fakultas Bahasa dan Seni, Kampus Lidah Wetan, Surabaya.
Pementasan itu berjudul “Orang Asing” yang menggambarkan kehidupan suatu keluarga yang berakhir pada penyesalan.
Para pemeran yang terlibat yakni Resha Panji Lanang memerankan tokoh Leman yang sebagai pria kaya, Christiano sebagai ayah, Naurah Yasmin sebagai ibu, dan M. Khairul Fathikin sebagai Sujad (adik laki-laki Leman).
Dr. Welly Suryandoko, S.Pd., M.Pd. selaku pembina KKM Teater Sendratasik menyambut kegiatan ini dengan penuh apresiasi. Dia sangat mendukung supaya mahasiswa tidak lelah dan semangat untuk berproses.“Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan semangat dan impresi, meningkatkan eksplorasi, serta merekatkan kekeluargaan antarmahasiswa Sendratasik dan komunitas teater yang ada di dalam maupun luar UNESA,” ujarnya.
Pertunjukan ini merupakan pagelaran rutin yang dilakukan oleh KKM Teater Sendratasik sejak tahun 2012. Tak hanya pertunjukan teater, pentas drama tersebut juga dimeriahkan dengan penampilan Tari Remo, Modern Dance, dan Pembacaan Puisi.
www.unesa.ac.id
Nur Azizah Oktaviani selaku sutradara dan ketua KKM Teater Sendratasik menjelaskan bahwa proses persiapan dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan, mulai dari penggarapan aktor, latihan olah tubuh dan vokal, perencanaan musik, setting, kostum, dan sebagainya. “Tidak hanya dari anggota KKM Teater sendiri, tapi kami juga dibantu oleh KKM Musik, dosen, hingga alumni,” pungkasnya.
Azizah menambahkan, 'Orang Asing' menceritakan seorang pria kaya yang hidup di kota. Dia bernama Leman. Sejak berumur 13 tahun, dia terpisah dari keluarganya dan hidup sebatang kara di Kota. Suatu hari, dia berencana pulang ke desa di mana keluarganya tinggal. Leman memiliki ide dengan menyamar sebagai orang asing ketika telah sampai di rumah orang tuanya.
Dia ingin memberi kejutan kepada ibunya dengan tidak memberitahu identitas aslinya bahwa dirinya adalah Leman yang hilang sewaktu kecil. Di rumah orang tuanya, dia memakai arloji emas dan membawa sebuah koper yang berisi banyak sekali uang. Singkat cerita, ketika Bapaknya pulang, sang Bapak mencurigai bahwa orang asing tersebut adalah seorang maling yang membawa koper milik orang lain lalu bersembunyi di rumahnya.
Sang anak (Sujad) dan Ibu juga berpikir hal yang sama. Sang Bapak bingung karena persediaan makanan di rumah tinggal sedikit karena sebagiannya sudah diberikan kepada orang asing tersebut. Sang Bapak hendak membunuh orang asing tersebut karena ingin mengambil uang yang ada di kopernya.Sang Bapak mengurungkan niatnya.
Malamnya, dengan penuh emosi yang meledak, Sujad (sang anak) membunuh orang asing yang sedang tidur itu hingga berdarah-darah. Dia tidak mengetahui bahwa orang asing itu adalah kakaknya sendiri, Leman, yang sudah belasan tahun menghilang.
Esok paginya, ketika Bapak dan Ibu sampai rumah dan mengetahui bahwa orang asing itu adalah Leman, anaknya. Dia bergegas menemuinya. Namun nahas, Leman tersungkur dengan darah yang mengucur deras di perutnya. Sujad tertawa kegirangan, sebab berhasil membunuh orang asing itu. Sang Ibu tak kuat melihat Leman tergeletak mati tak bernyawa, seketika itu dia peluk jasad Leman dalam pangkuannya.
"Makna dari drama orang asing adalah uang bukan segalanya, tapi cinta dan kasih sayang keluarga itu yang utama" ujarnya. Acara tersebut dihadiri oleh Dr. Welly Welly Suryandoko, S.Pd., M.Pd., Prof. Dr. Hj. Warih Handayaningrum, M.Pd., Forum Teater Kampus (FORTEKA) wilayah Surabaya, Madura, Malang, dan sekitarnya, serta mahasiswa selingkung UNESA. []
Penulis: Fadina Zahra dan Fionna Ayu Shabrina
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Tim Humas UNESA
Share It On: