
Dalam hubungan sepasang laki-laki dan perempuan, cobaannya kadang datang dari perbedaan, bisa status sosial, agama, ras, suku, dan lainnya. Itulah yang disoroti mahasiswa Sendratasik melalui kemasan Pentas Perdana (Pena) yang ciamik.
Unesa.ac.id., SURABAYA—Prodi S-1 Pendidikan Seni, Drama, Tari, dan Musik (Sendratasik), Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Universitas Negeri Surabaya (Unesa) kembali menunjukkan komitmennya dalam bidang seni dengan menampilkan Pentas Perdana (Pena) oleh mahasiswa angkatan 2024 pada Kamis, 27 Februari 2025.
Acara yang digelar di Graha Sawunggaling ini menampilkan kisah adaptasi dari karya Utuy Tatang Sontani bertajuk ‘Awal dan Mira’ yang dikemas sedemikian rupa. Pementasan ini digelar oleh Komunitas Kegiatan Mahasiswa (KKM) Teater, Himpunan Mahasiswa Prodi (HMP).
Koordinator Program Studi (Koorprodi) Sendratasik, Welly Suryandoko, mengapresiasi peran dosen yang secara aktif membimbing mahasiswa dalam mengasah kemampuan seni mereka melalui berbagai pagelaran.
Menurutnya, pagelaran ini menjadi ajang kreativitas mahasiswa Sendratasik Unesa.

Kreativitas mahasiswa dalam pentas ini diapresiasi dosen dan penonton.
Pembina KKM Teater, Syaiful Qadar Basri menyampaikan bahwa pagelaran ini diharapkan dapat memberikan hiburan bagi para pecinta seni.
"Kami akan terus berkarya dan menghadirkan pertunjukan yang lebih inovatif kedepannya," ujarnya.
Disutradarai M. Khoirul Fatikhin, adaptasi karya Utuy Tatang Sontani bertajuk ‘Awal dan Mira’ mengangkat kisah ujian percintaan yang diuji perbedaan dan menyajikan isu sosial yang dekat dengan realitas kehidupan di zaman sekarang.
Pementasan ini berhasil menarik perhatian penonton dengan alur cerita yang sarat akan makna sosial.
“Sebagai sutradara bagaimana menyajikan alur cerita yang berbeda dengan banyaknya cerita yang telah disajikan di luar sana. Dengan menonjolkan isu sosial yang relevan saat ini menjadi pilihan alur cerita malam ini,” ujar sang sutradara.

Dosen Pend Sendtratasik hadiri pementasan mahasiswa dan memotong tumpeng sebagai wujud kesyukuran dan kebersamaan.
Selain itu, pendalaman karakter Mira yang lumpuh menjadi tantangan bagi Nabila sebagai pemeran dan menyebutkan bahwa aspek kekeluargaan menjadi kunci keberhasilan pementasan malam ini.
Selama 2 bulan kurang tantangan demi tantangan terlewati dan berhasil membuktikan bahwa keraguan akan kelancaran cerita ini bisa dinikmati dan diapresiasi banyak orang.
Pentas Perdana ini menjadi bukti bahwa teater kampus tetap memiliki daya tarik yang kuat dan mampu menjadi wadah kreativitas mahasiswa.
Ke depan, Teater Sendratasik Unesa diharapkan terus menghadirkan pertunjukan berkualitas yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan refleksi sosial bagi masyarakat.
Selain pementasan teater, juga terdapat pemotongan tumpeng, sarasehan bersama dosen Sendratasik atau FBS Unesa. Juga ada sesi diskusi sutradara atau pementas dengan peserta.[*]
***
Reporter : Septiarafi Gusti Putra (FBS), dan Dede Rahayu Adiningtyas (FIP)
Editor: @zam*
Dokumentasi: Tim Humas Unesa
Share It On: