www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA-Suasana Rapat Senat Dies Natalis ke-58 Universitas Negeri Surabaya (UNESA) tampak berbeda di Graha UNESA, Surabaya kemarin, Senin (15 Agustus 2022). Jajaran pimpinan dan seluruh sivitas akademika biasanya berkostum formal dengan setelan toga atau jas, tetapi dalam acara puncak dies tersebut mereka mengenakan pakaian adat daerah seluruh Indonesia.
Bahkan jajaran pejabat pusat hingga daerah yang hadir juga mengenakan pakaian adat. Seperti Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali yang hadir menerima penghargaan Widya Wiyata Dharma Samya UNESA misalnya tampak mengenakan pakaian adat Madura.
Dari atas sampai bawah, Menpora mengenakan udeng santapan, kemudian baju pesa’an polos hitam dengan dalaman kaos khas bergaris merah dan putih, celana gomboran lengkap dengan sabuk katemang dan terompah. “Madura adalah dapil terakhir saya setelah pindah ke sana kemari. Makanya sekarang saya memakai pakaian Madura,” ujar Menpora di awal sambutannya.
Sementara itu, Rektor UNESA Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes., berkostum khas suku dayak lengkap dengan coretan merah-putih pada wajah. Begitupun dengan Wakil Rektor Bidang Akademik Prof. Dr Bambang Yulianto, M.Pd., Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan Suprapto, S.Pd., M.T., Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Agus Haryanto, M.Kes., Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama, Dr. Sujarwanto, M.Pd.
www.unesa.ac.id
Mereka masing-masing mengenakan pakaian adat DKI Jakarta, Palembang dan Jawa Tengah. Selain itu, Ketua Senat, Prof. Dr. H. Haris Supratno, M.Pd., tampak gagah dengan baju adat Yogyakarta. Lalu, jajaran pimpinan fakultas, prodi hingga panitia ada yang mengenakan pakaian adat Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Bali, Jawa Barat hingga Papua.
Pada kesempatan itu, jajaran sivitas akademika juga unjuk kemampuan dengan berlenggak-lenggok di atas catwalk dalam sesi fashion show. Cak Hasan mengatakan bahwa sejarah bagi UNESA menyelenggarakan rapat senat dengan pakaian adat daerah. Rapat senat tersebut bertujuan untuk menampilkan keberagaman dan kekayaan budaya Indonesia.
Lagi pula, lanjut Cak Hasan, puncak acara dies tahun ini bertepatan dengan bulan kemerdekaan sehingga suasana acara dikemas dengan tema kebangsaan. “Kita kaya akan budaya. Keberagaman ini yang kita tunjukan. Ini sebagai spirit kebersamaan dan persatuan di bulan kemerdekaan. Meskipun berbeda-beda kita tetap satu tujuan untuk Indonesia maju,” ujar Cak Hasan usai acara.
Spirit kebersamaan atau persatuan ini tidak hanya ditampilkan dalam bentuk pakaian, tetapi juga harus bisa diterjemahkan dalam bentuk budaya kerja di masing-masing lembaga dan divisi atau prodi. Menurutnya, hanya dengan persatuan dan kerja sama segala tantangan bisa dihadapi dan inovasi bisa dihadirkan sebagai solusi. “UNESA sebentar lagi menjadi PTN-BH, kerja kita harus makin cerdas dan efektif, prestasi harus makin melimpah dan kontribusi pun harus semakin diperbanyak,” tandasnya.
www.unesa.ac.id
Sebagai informasi, di acara puncak Dies Natalis ke-58, UNESA meneken MoU dan MoA terbanyak dengan pemerintah daerah, jumlahnya 173 pemda-kecamatan. Jumlah kerja sama ini membawa UNESA catatkan MURI untuk yang kelima. Selain itu, pimpinan juga menandatangani perjanjian kerja sama dengan sejumlah mitra dunia usaha dan industri (DUDI).
Selain itu juga memberikan penghargaan kepada sejumlah pejabat dan kepala daerah, mulai dari Menpora Dr. Zainudin Amali, S.E., M.Si., KSAD, Jenderal TNI Dr. Dudung Abdurachman, S.E., M.M., Bupati Bojonegoro Dr. Hj. Anna Mu'awanah, M.H, Bupati Blitar Bupati Blitar Rini Syarifah, Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono, S.T., M.H, dan pimpinan JTV Surabaya. Pada momen tersebut, pimpinan juga meluncurkan Unesa DIM (Disability Inclusion Metric). [HUMAS UNESA]
Tim Penulis: Fionna Ayu Shabrina/Riska Umami/M Dian Purnama
Editor: @zam Alasiah*
Share It On: