www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA-Guru besar Universitas Negeri Surabaya (UNESA) terus bertambah. Terbaru, rektor UNESA mengukuhkan sebanyak empat guru besar baru di Auditorium, Lantai 11, Gedung Rektorat, Kampus Lidah Wetan, Surabaya pada Selasa, 28 Februari 2023.
Adapun guru besar yang dikukuhkan yaitu 1) Prof. Dr. Sujarwanto, M.Pd., Guru Besar Bidang Manajemen Pendidikan Khusus, 2) Prof. Dr. Mochamad Nursalim, M.Si., Guru Besar Bidang Ilmu Konseling Individu, 3) Prof. Dr. Utiya Azizah, M.Pd., Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Kimia dan 4) Prof. Dr. Warih Handayaningrum, M.Pd., Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen Pendidikan Seni.
Rektor UNESA Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes., mengatakan bahwa gelar guru besar bukan gelar sembarangan. Tidak semua bisa menggapainya. Pemilik gelar tersebut adalah orang terdidik, ilmuwan yang berdedikasi tinggi untuk kemaslahatan masyarakat luas. "Masyarakat selalu menunggu karya dan kontribusi guru besar karena di balik mereka ini ada keilmuan, kearifan, dan perubahan," ucapnya.
Penambahan guru besar menjadi kekuatan dan ujung tombak pengembangan iptek dan inovasi UNESA. Cak Hasan berharap guru besar yang dilantik membawa sejumlah terobosan di bidangnya masing-masing sebagai penguatan UNESA PTNBH menuju world class university.
Guru besar harus terus berkarya dan turut aktif dalam pembangunan nasional. Profesor menjadi produsen ilmu pengetahuan dan tauladan dalam kepribadian. Lingkungan akademik yang kondusif dan produktif harus terus dirawat dengan baik arahnya yaitu mendorong prestasi dan produktivitas mahasiswa, dosen maupun lembaga.
Dia berharap para dosen dan guru besar UNESA semakin produktif melakukan riset dan melahirkan makin banyak lagi publikasi yang dapat meningkatkan indeks UNESA di tingkat internasional.
Karena itulah, pihaknya mengalokasikan anggaran yang cukup besar untuk riset maupun publikasi yang bisa termuat di jurnal bereputasi internasional atau buku-buku yang berkualitas. Dia menegaskan, UNESA memfasilitasi riset dan publikasi para guru besar agar semakin expert di bidangnya.
Pada pengukuhan tersebut, Prof. Dr. Sujarwanto, M.Pd., Guru Besar dalam Bidang Manajemen Pendidikan Khusus, menyampaikan pidato "Perilaku Organisasi Pengelolaan Perguruan Tinggi Ramah Disabilitas". Prof. Dr. Mochamad Nursalim, M.Si., Guru Besar Bidang Ilmu Konseling Individu, memaparkan pidato tentang "Meramu Model Konseling Traumatis Terintegrasi yang Manjur".
Kemudian, Prof. Dr. Warih Handayaningrum, M.Pd., Guru Besar Bidang ilmu Manajemen Pendidikan Seni berjudul "Manajemen Pelestarian Seni Pertunjukan Melalui Sanggar Seni di Jawa Timur," sementara Prof. Dr. Utiya Azizah, M.Pd., Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Kimia memaparkan pidato tentang "Pemecahan Masalah Kimia Berbasis Keterampilan Metakognitif untuk Membangun Kemandirian Belajar di Era Disrupsi".
www.unesa.ac.id
Aplikasi Khusus ‘Disabilitas’
Berbarengan dengan pengukuhan tersebut, UNESA juga meluncurkan tiga inovasi bidang disabilitas dalam bentuk aplikasi. Pertama, In-Mhare atau Inclusive Mobile Health for Teacher, merupakan aplikasi berbasis android yang bisa membantu guru sekolah luar biasa (SLB) untuk mengelola stres ketika menghadapi siswa berkebutuhan khusus.
Prof. Sujarwanto mengatakan, In-Mhare memiliki tiga fitur utama yaitu, self report, self healing dan evaluation. "Ini bisa diakses guru meski tanpa koneksi dengan internet. Bahkan, guru bisa konsultasi lebih lanjut ketika guru mengalami stres atau kecemasan lebih lanjut. Ini bisa buat guru di berbagai negara, sementara bahasa yang tersedia, Indonesia, Thailand dan Inggris," ucapnya.
www.unesa.ac.id
Kedua, Gusi atau guru inklusi, merupakan aplikasi self-assessment berbasis android yang bisa digunakan untuk menganalisis pengalaman guru dalam mengelola pembelajaran manajemen inklusi, sehingga hasil asesmen dapat menjadi bahan analisis untuk menunjang proses pembelajaran.
Aplikasi Gusi berisi berbagai macam materi penjelasan tentang tupoksi guru pembimbing khusus yang disusun dosen dan praktisi profesional. Juga ada menu uji pemahaman, kuesioner, skor dan rekomendasi pembelajaran dan materi.
Ketiga, VR Bina Gerak untuk anak cerebral palsy tipe spastik. Aplikasi ini dikembangkan untuk mengatasi kesulitan anak penyandang cerebral palsy dengan kondisi spastik diplegia pada kedua kaki untuk memastikan keterampilan motorik sehingga berkembang dengan baik.
"Inovasi ini merupakan hasil riset saya dan tim bekerja sama dengan berbagi mitra dan pakar luar negeri selama tiga tahun terakhir. Ini sudah tersedia di Playstore dan setahu saya yang khusus untuk guru sekolah luar biasa tidak ada di Indonesia, bisa dibilang ini yang pertama dan harapannya ini bisa memudahkan guru di SLB dan penyandang disabilitas," ucap wakil rektor bidang perencanaan dan kerja sama UNESA periode 2018-2022 itu.
Acara ini dihadiri jajaran senat, rektor, wakil rektor dan pajabat selingkung UNESA. Selain itu dihadiri Prof. Dr. Munawir Yusuf, M.Psi., Guru Besar Manajemen Pendidikan Inklusi UNS, Prof. Dr. Budiyanto, M.Pd., Guru Besar Bidang Disabilitas pertama UNESA dan tamu kehormatan lainnya. []
***
Penulis: Lukman Hadi/Riska Umami
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Tim Humas UNESA
Share It On: