Surabaya, Unesa.ac.id - Tahun 2020, pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia. Pandemi pun merubah kebiasaan dalam pembelajaran bahasa Mandarin dari offline tatap muka menjadi online, menyebabkan pertukaran budaya dan bahasa hanya dapat terakomodasi secara online. Namun, adanya pandemi ini tidak dapat menghalangi hubungan antar hati manusia, dan pandami pun tidak mampu menghalangi antusiasme dan kecintaan semua orang pada bahasa dan budaya Tiongkok.
Tahun ini menandai peringatan 70 tahun terjalinnya hubungan diplomatik antara Indonesia dan Tiongkok, selain itu juga sebagai perayaan hari Confucius Institute Global, Confucius Institute Unesa bekerjasama dengan Jurusan Bahasa dan Sastra Mandarin Unesa menyelenggarakan Mandarin Festival V secara online selama dua bulan, dari periode 27 Agustus hingga 4 November.
Dimulai pada 27 Agustus, Confucius Institute Unesa dan Jurusan Bahasa dan Sastra Mandarin Unesa meluncurkan poster yang mengajak siswa dari berbagai sekolah dan perguruan tinggi di Indonesia untuk ikut berpartisipasi pada Mandarin Festival V. Acara ini terbagi menjadi dua tingkat, yakni tingkat siswa sekolah menengah dan juga tingkat universitas. Pada tingkat universitas terdapat total 6 jenis lomba, yaitu menyanyi, pidato, bakat, fotografi, mengarang dan lomba ucapan pesan peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Indo-Tiongkok. Tingkat sekolah menengah terdapat 5 jenis lomba, yaitu menyanyi, pidato, bakat, fotografi, fotografi dan kreasi video Tiktok.
Kegiatan ini terdapat 5 tahap yaitu, tahap pertama dimulai pada 27 Agustus-12 Oktober, adalah waktu pendaftaran yang diisi peserta melalui link pendaftaran di Internet, setelah data terkumpul data direkapitulasi oleh panitia; tahap kedua pada 14-21 Oktober, tahap pengumpulan seluruh karya peserta untuk kemudian dilakukan penjurian oleh 3 dewan juri; tahap ketiga pada 22 Oktober adalah pengunggahan karya peserta ke Instagram CI Unesa yang masuk 15 besar pada masing-masing lomba, dan peserta diinformasikan untuk secara aktif mempromosikan untuk mendapatkan likes terbanyak pada masing-masing karyanya di Instagram; tahap selanjutnya adalah tahap Voting melalui likes yang terkumpul dari Instagram, terhitung sejak 23 Oktober hingga 3 November, karena sistem penjuriannya terdiri dari 80% nilai juri + 20% hasil likes, dilain sisi peserta dengan likes terbanyak akan dianugrahi juara favorit pada masing-masing lomba; tahap kelima adalah pengumuman pemenang lomba melalui Instagram CI Unesa, peserta diberikan waktu selama 3 hari untuk klaim pemenang, kemudian pembagian hadiah dilakukan selama dua minggu terhitung setelah tanggal 7 November menuju rekening bank masing-masing pemenang.
Dari kegiatan ini, berhasil menarik lebih dari 100 orang peserta, yang terbagi 56 peserta lomba tingkat universitas dan 91 peserta dari tingkat sekolah menengah. Peserta berasal dari puluhan sekolah di seluruh Indonesia, seperti Veronika Ellen dari Universitas Bunda Mulia Alam Sutera, Naomi Netani dari UK Petra Surabaya, Maxwel Thomson dari Universitas Indonesia, Ovie Kurnia Andarista dari Universitas Negeri Surabaya dan juga peserta dari sekolah lainnya.
Sabrina Rebecca Tiani dari Universitas Sebelas Maret mengirimkan karya foto seorang gadis memakai qipao (pakaian Tiongkok) yang memeluk bendera merah putih Indonesia, yang duduk di depan bangunan khas Tiongkok, karya ini berhasil mendapatkan likes sebanyak 1248 pada Instagram, dan berhasil mendapatkan predikat juara 2 dan juara favorit; selain itu juga ada Adi Purnomo dari Unesa yang menampilkan tarian khas Tiongkok yang lebut namun tetap tegas sebagai wujud maskulinitas, karya ini berhasil mendapatkan predikat juara 1 pada kategori lomba bakat.
Pada kategori lomba menyanyi dan bakat peserta mengirimkan karyanya berupa video yang menampilkan masing-masing kebolehannya, seperti tari tradisional Tiongkok, alat musik Guzheng, Wushu, kaligrafi, bermain gitar menyanyikan berbagai lagu dari Tiongkok, sebagai perwujudan semangat untuk hidup dan belajar, yang tak akan kalah karena pandemi; lomba fotografi adalah wujud dari indahnya akulturasi budaya Indonesia dan Tiongkok, lomba mengarang, pidato dan lomba ucapan selamat, adalah perwujudan dari ekspresi siswa terhadap terjalinnya hubungan Indonesia-Tiongkok yang terjalin sekian lama.
Sebagai peringatan ke-70 tahun hubungan diplomatik Indonesi-China, tidak hanya menarik perhatian dari siswa, namun juga beberapa petinggi dan dosen di Unesa, seperti Wakil Dekan I FBS Ibu Mintowati, Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Mandarin Bapak Anas Ahmadi, mantan Wakil Dekan I FBS dan Profesor Bahasa Jepang Prof. Subandi, dan juga Direktur Confucius Institute Unesa pihak Indonesia Bapak Slamet Setiawan, memberikan ucapan selamatnya terhadap hubungan diplomatik Indonesia-Tiongkok melalui video ucapannya.
Kegiatan Mandarin Festival V yang menggunakan platform di media sosial seperti Instagram, yang secara aktif mendorong antusiasme siswa dari berbagain sekolah untuk berpartisipasi. Media ini sangat efektif menumbuhkan jumlah pengikut akun resmi CI Unesa yang sebelumnya hanya 80 menjadi 436 dan akan terus meningkat nantinya. Dimulai dari tahap pendaftaran, banyak siswa setiap harinya yang antusias tertarik menanyakan teknis dan mekanisme perlombaan, bahkan terdapat siswa Indonesia yang sedang studi di India juga tertarik untuk mengikuti lomba mengarang melalui media sosial.
Penyelenggara sangat berterimakasih kepada setiap peserta atas kegigihan, antusiasme,persiapan dan tanggung jawabnya, dan juga dedikasi yang tidak kalah dari para juri dan guru yang telah terlibat langsung maupun tidak langsung. Dengan kegiatan ini kami berharap semua orang mampu mengekspresikan dirinya, dan menjadi jembatan akulturasi budaya, demi terwujudnya hubungan yang lebih baik antara Indonesia dan Tiongkok. Terus mengaktualisasi diri, berusaha menjadi lebih baik setiap harinya, demi kehidupan yang lebih indah di masa mendatang. (Humas)
Share It On: