Pada tanggal 21 Agustus 2008 Program Studi PLB FIP Unesa telah menyelenggarakan Seminar Regional tentang Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Lesson Study. Kegiatan seminar dilaksanakan di Kampus PLB FIP Unesa Gedangan Sidoarjo. Seminar dihadiri sekitar 301 orang yang terdiri dari guru-guru TK, PLB dan Penjasor se- Jawa Timur yang sedang menempuh kuliah peningkatan kualifikasi S1 di Unesa. Para guru tersebut mendapatkan bea siswa dari Dinas P & K Propinsi Jawa Timur. Seminar dibuka oleh Dekan FIP Unesa Drs. I. Nyoman Sudarka, MS, dalam kata sambutannya Dekan menegaskan bahwa kegiatan Lesson Study merupakan terobosan baru dalam upaya meningkatkan kompetensi guru dalam hal pembelajaran. Untuk itu guru harus merubah mind set atau cara berfikir dari pola pengajaran yang semau gue atau merasa benar sendiri kearah pola mengajar yang terbuka, siap menerima kritikan/masukan dari pihak lain seperti teman sejawat, orang tua maupun stake-holders. Lebih lanjut Dekan menegaskan bahwa muara dari Lesson Study adalah peningkatkan kompetensi guru dalam mengajar sehingga guru akan selalu memberikan layanan yang terbaik pada anak didiknya. Pada acara seminar tersebut juga menghadirkan nara sumber KaDinas P & K Jawa Timur Dr. H. Rasiyo, M.Si. sebelum memberikan paparannya beliau menyampaikan secara simbolis bantuan bea siswa kepada Kaprodi PGTK Dra. Hj. Meutia Ulfah, M.Si dan Sekprodi PLB Dra. Endang Purboningrum, M.Kes. Besaran Bea siswa yang disampaikan pada setiap mahasiswa Rp. 1.500.000,- per- semester.Dalam paparannya Ka Dinas P & K menegaskan bahwa implikasi lahirnya UU Guru dan Dosen no 14 tahun 2005 pemerintah daerah Propinsi Jawa Timur akan selalu berupaya untuk mendorong dan meningkatkan profesional guru melalui berbagai kegiatan baik melalui kegiatan Lesson Study maupun upaya peningkatan kualifikasi dari D2ke S1. Lebih lanjut Ka Dinas P & K Propinsi Jawa Timur mengajak guru-guru untuk selalu meningkatkan kompetensi diri melalui disikusi dengan teman sejawat, para pakar,serta menumbuhkan budaya membaca. Pada akhir paparannya beliau mengharapkan adanya kesadaran dari guru untuk selau berusaha memberikan layanan yang terbaik pada anak didiknya. Pada session terakhir diisi oleh Pembantu Dekan FIP Unesa Drs. Sujarwanto, M.Pd tentang Konsep dan Implikasi dari Lesson Study. PD I menjelaskan bahwa dari berbagai kajian teori dan praktik Lesson Study (jugyo kenkyu) merupakan proses peningkatan mengajar guru pendidikan dasar Jepang, yang berkembang menjadi praktek pengembangan profesional. Lesson Study adalah suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untukmembangun learning community. Manfaat Lesson Study adalah mengurangi keterasingan guru (dari komunitasnya), membantu guru untuk mengobservasi dan mengkritisi pembelajarannya, memperdalam pemahaman guru tentang materi pelajaran, cakupan dan urutan materi dalam kurikulum, membantu guru memfokuskan bantuannya pada seluruh aktivitas belajar siswa, menciptakan terjadinya pertukaran pengetahuan tentang pemahaman berpikir dan belajar siswa serta meningkatkankolaborasi pada sesama guru.Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa dalam lesson studyada tiga tahapan yaitu : 1. Perencanaan (plan) 2. Pelaksanaan (do) 3. Refleksi (see). Pada tahap pertama fungsi perencaan (plan ) adalah penyusunan skenario pembelajaran beserta perangkatnya dan instrumen observasinya.Pengimbasan pengetahuan secara kolaboratif.Pelatihan yang langsung diterapkan dalam pembelajaran, serta penyusunan lesson plan yang dapat dipahami sesama guru. Pada tahap kedua pelaksanaan (do) Seorang sebagai Guru model dan Guru lain, dosen dan mahasiswa sebagai Observer. Sedangkan tahap ketiga Refleksi (see) yaitu Kesan penyaji/guru model ttg cara/strategi pembelajaran yang telah dilakukan.Tanggapan-tanggapan observer yang difokuskan pada pembelajaran siswa.Tangapan balik dari penyaji/guru model serta kesimpulan dan saran untuk perbaikan pada putaran berikutnya.
Share It On: