www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA-Universitas Negeri Surabaya semakin menggencarkan implementasi MBKM dalam berbagai program dan kegiatan, salah satunya program Magang dan Studi Independen Bersetifikat (MSIB). Program tersebut disosialisasikan pada rabu, 5 Januari 2022 secara daring dan disiarkan langsung di Youtube Kampus Merdeka UNESA.
Acara sosialisasi dihadiri Dr. Bachtiar S Bachri, M.Pd., selaku ketua LP3 UNESA. Sebagai narasumber hadir Ketua Subpokja MSIB, Nurhadi Irbath, ST., CEC., LCC, serta Dr. Muhammad Sholeh, M.Pd., Kepala Satuan MBKM UNESA. Selain itu juga diikuti peserta mahasiswa, dari semester 7, 6, 5, 4, bahkan ada yang semester 1.
Dr. Bachtiar S Bachri, M.Pd., menyampaikan bahwa MSIB telah memberikan banyak manfaat bagi para mahasiswa. Perguruan tinggi merupakan ujung tombak dari seluruh fase sekolah atau pembelajaran mulai dari pendidikan usia dini, dasar, menengah dan atas. Seluruhnya berupaya penuh membentuk siswa yang memiliki bekal sehingga nantinya dapat berperan pada masyarakat, khususnya dalam ikut serta mensejahterakan masyarakat. Kesejahteraan sangat luas maknanya, dan yang paling dekat serta banyak diartikan yaitu memiliki penghasilan, pekerjaan yang layak, dan dapat diterima di dunia lapangan pekerjaan.
Salah satu yang dapat diandalkan menurutnya adalah program MSIB yang nantinya akan betul-betul diterapkan secara nyata apa yang telah diperoleh secara akademik melalui kajian teori dan hasil penelitian, untuk kemudian diaplikasikan dalam dunia industri dan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dia berharap, dengan MSIB tahun ini dapat memperluas dan memperbanyak lagi pengalaman-pengalaman yang diperoleh mahasiswa yang sesuai dengan passion yang mereka miliki.
Alumni MSIB batch pertama, Intan Puspitasari, mahasiswi Prodi Sastra Indonesia yang saat ini menjalankan magang di PT. Narasi Media Pracaya, perusahaan induk dari Narasi TV. Dia diterima sebagai reporter dalam salah satu program bagian Narasi Newsroom. Di sana dia mengerjakan cara pembuatan konten-konten narasi. Selain itu ia juga difasilitasi dengan kelas pembelajaran mulai dari jurnalistik, marketing konten, sampai bagaimana menghitung komunitas.
“intinya di Narasi banyak hal yang saya dapatkan, mulai dari pengalaman, relasi baru dari berbagai daerah, dan juga didampingi oleh mentor kompeten, karena selain tugas individu harian, juga terdapat belajar pembuatan projek yang dapat diimplementasikan langsung, sehingga sangat menarik,” ceritanya.
Sementara itu, Ikhwan Fadlu Fantazilu dari prodi Psikologi dan Nimas Lintang Andaru dari prodi Matematika, yang mengikuti magang di PT. Paragon Teknologi. PT tersebut merupakan salah satu perusahaan manufaktur di Indonesia. Mereka mengikuti Studi Independen dimana program tersebut lebih berfokus pada proses pembelajaran yang berisi materi-materi yang sesuai dunia Industri perusahaan.
Dalam pembelajarannya dilakukan secara berkelompok dan didampingi oleh mentor-mentor, sehingga sangat seru dalam kegiatannya. Mereka juga mengerjakan projek, menyelesaikan masalah dan ide-ide bisnis sehingga keuntungan PT. Paragon dapat meningkat dua kali lipat. kemudian dari projek tersebut diselelaikan secara berkelompok. “Banyak sekali pelajaran dan pengalaman baru yang kami dapatkan yang tidak didapat sebelumnya selama kuliah, dan dalam projeknya didampingi oleh mentor berpengalaman,” tutur Nimas.
Kemudian, Rizki Pratama S, mahasiswa Teknik Mesin yang sekarang di PT. Indonesia Power, Lombok yang merupakan anak perusahaan dari PT. PLN. Dia magang di divisi operasi, selain menjalankan magang ia juga menjalankan tugas sebagai narahubung antara mitra dan mahasiswa serta sebaliknya.
Muamar Zainul Arif selaku PIC. MSIB UNESA., menyatakan bahwa program MSIB sangatlah menarik, karena kesempatan magang yang sangat luar biasa, juga studi independen yakni pembelajaran tentang skill yang sangat diperlukan pada abad 21 dan lain-lain. Menurutnya, program tersebut adalah program yang serius dan mitra yang tergabung juga sangat berkompeten. Selain itu mentor dalam program ini juga sangat diperhatikan sehingga dalam program ini terjamin dengan mentor berpengalaman dan berkualitas.
Muhammad Sholeh memaparkan bahwa dengan mengikuti kegiatan MSIB, nantinya para mahasiswa akan mendapatkan berbagai manfaat untuk terjun dalam dunia kerja. Dalam kegiatan itu juga disesuaikan dengan langkah dalam memasuki dunia kerja mulai dari pelamaran hingga seleksi dan penerimaan, sehingga dapat menjadi simulasi dan pembelajaran bagi para mahasiswa untuk mempersiapkan diri sebelum terjun ke dunia usaha dan industri.
Magang adalah kesempatan bagi para mahasiswa untuk mengembangkan diri dan kompetensi. Sehingga mahasiswa dapat mengetahui dan memiliki kompetensi yang sudah tentu diharapkan oleh perusahaan dan dunia industri. Konsep dasar merdeka belajar yang terbagi menjadi 2 yakni konsep 5-1-2 dan konsep 6-0-2. Dua model itu dapat dipilih salah satu sebagai alternatif.
Model 5-1-2 terdiri dari 5 semester yang ditempuh di dalam prodi, 1 semester ditempuh diluar prodi di dalam kampus, dan 2 semester di luar kampus. Sedangkan pada konsep 6-0-2 yang membedakan adalah 6 semester di dalam prodi dan 0 semester di luar prodi di dalam kampus. Mengenai pilihan pengalaman belajar, mahasiswa memilih langsung model dan jalurnya sebagai bentuk kemerdekaan mahasiswa.
Nurhadi Irbath, menyampaikan bahwa MSIB merupakan dua program yang sangat bagus, tetapi kesiapan di kementerian memang perlu ada hal-hal yang harus diakselerasi seperti yang pertama adalah konversi SKS, dan yang kedua adalah kecepatan atau ketepatan uang saku. Namun masalah ini bukan alasan untuk berhenti tetapi sebaliknya perlu pembenahan agar lebih baik lagi ke depannya.
Perubahan dunia yang begitu pesat sehingga melahirkan tantangan talenta saat ini dan masa depan. Tantangan tersebut terdiri dari, technology, sosio-culture, workforce dan environment. Selain itu, hal ini juga semakin di tambah dengan fakta bahwa hanya 38,6% dari jumlah angkatan kerja Indonesia yang berhasil mendapatkan pekerjaan formal. Diperparah dengan jumlah lowongan kerja yang tidak cukup untuk jumlah pencari kerja dan tidak semua lowongan kerja terpenuhi. Tantangan ke depan yaitu; kualitas lulusan,, management trainee, dan environment. [Humas UNESA]
Reporter: Azhar
Editor: @zam*
Share It On: