www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, Surabaya- Dampak pandemi Covid-19 bukan hanya menyasar permasalahan kesehatan saja, tapi juga berdampak pada permasalahan pendidikan, termasuk di perguruan tinggi. Salah satunya, sistem belajar mengajar yang awalnya tatap muka, kini berubah menjadi daring (online).
Menghadapi hal itu, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH) Unesa menyelenggarakan Webinar Series bertajuk “Generating University Internasionalisation Program in The New Normal Era: Challenges and Opportunity” melalui media daring zoom pada Kamis (23/7).
Kegiatan tersebut menghadirkan narasumber perwakilan dari berbagai perguruan tinggi di beberapa negara di dunia. Mereka adalah Dr. Suyatno Ladiqi dari Universitas Sultan Zainal Abidin Malaysia, Prof. Samrit Yossomsakdi, Ph.D dari Universitas Burapha Thailand dan Johannes Tschapka, Ph.D dari Universitas Bielefeid Jerman.
Webinar tersebut dihadiri 150 peserta dari berbagai kalangan baik akademisi, peneliti, dan oraktisi dari berbagai disiplin ilmu dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Sebagai host acara Dr. Totok Suyanto M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Unesa.
“Kami berupaya memberikan wadah bagi para praktisi untuk berdiskusi tentang bagaimana keputusan yang diambil oleh perguruan tinggi di seluruh dunia dalam menghadapi pandemi Covid-19,” terangnya.
Prof. Dr. Bambang Yulianto, M.Pd selaku Wakil Rektor Bidang Akademik Unesa dalam sambutannya menjelaskan mengenai langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Unesa dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Menurut Bambang, hal pertama yang dilakukan Unesa adalah memastikan kondisi mahasiswa internasional yang masih belajar di Unesa serta mahasiswa Unesa yang melakukan pertukaran pelajar ke CCNU, Wuhan China dalam keadaan baik.
Selain itu, Unesa juga mengubah pembelajaran dari tatap muka menjadi daring serta mengadakan berbagai seminar online dan memaksimalkan komunikasi dengan berbagai partner Unesa baik nasional maupun internasional secara online,” jelasnya.
Sementara itu, Galih Wahyu Pradana, S.AP, M.AP, ketua panitia penyelenggara webinar berharap dengan adanya program internasionalisasi antarperguruan tinggi, dapat terus berkembang dan dapat memanfaatkan situasi pandemi ini dengan berbagai alternatif strategi.
“Pertukaran pelajar secara online menjadi alternatif yang menarik di tengah keterbatasan larangan berpergian antarnegara. Kita tidak sendirian. Semua sektor pendidikan, khususnya perguruan tinggi di berbagai negara juga mengalami hal yang sama. Hal ini bisa menjadi peluang untuk mengawali kerja sama secara online,” tandasnya. (devin/sir)
Share It On: