www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA-Untuk pertama kalinya, TEDx Universitas Negeri Surabaya menyelenggarakan webinar dengan tema “How Art Heals Our Soul” secara daring pada Sabtu, 18 Juni 2022. TEDx merupakan konferensi yang menghadirkan pembicara untuk berbagi cerita motivasi dan inspiratif yang memang layak disebarkan kepada khalayak. Kegiatan tersebut dihadiri peserta dari berbagai kalangan.
Sebagai pembicara hadir Benny Widyo, Artistic Director dan Tutik Muliani Alumni UNESA sekaligus Disability Activist. Materi pertama dibuka Benny Widyo dengan tema “Di dalam (Ekosistem) Seni yang Sehat, Terdapat Jiwa yang Kuat”.
www.unesa.ac.id
Kesenian, lanjutnya, sebagai sarana melampiaskan emosi, seperti coretan dan lainnya. Menurut pemateri yang memiliki andil di Gulung Tukar itu, seni merupakan tempat yang aman untuk melampiaskan semua permasalahan, hingga menyembuhkan masalah bahkan masalah mental health pun bisa. “Seni itu ada kaitannya dengan kehalusan atau kepekaan jiwa dalam melihat dan menyikapi kenyataan,” ujarnya.
Sebagai pemateri kedua, Tutik Muliani sharing pengalamannya selama membimbing teman-teman disabilitas. Ia pernah mendampingi Kevin Drummer dengan spektrum autisme yang sebelumnya memang menjadikan bermain drum sebagai sarana menenangkan diri dan hanya bisa memukul tanpa menghasilkan nada tertentu.
Kevin sekarang sudah menjadi drummer yang karyanya sudah mendapatkan apresiasi di Disability Talent Challenge PSLD UNESA 2021 lalu dengan meraih juara 3. Semua hal yang bisa diraih oleh teman-teman disabilitas khususnya di bidang seni memerlukan bimbingan dan usaha yang kuat.
Kemauan menjadikan penyandang disabilitas dapat memaksimalkan potensi diri untuk masa depannya. “Ketika kita sudah tahu bakat, kemampuan kita, kita akan menjadi berdaya menjadi manusia,” tandasnya.
Sebagai informasi, webinar tersebut merupakan pre-event TEDx UNESA menjelang event utamanya pada 25 Juni 2022 nanti. Tema “How Art Heals Our Soul” ternyata terinspirasi dari gabungan keunggulan UNESA yang dua di antaranya di bidang seni dan disabilitas. Kegiatan tersebut dihendel X-Team yang di antaranya terdiri dari 30 mahasiswa UNESA.
Mereka berharap, baik seni maupun disabilitas dapat saling melengkapi. “Seni dan disabilitas adalah contoh besar yang kerap kali ditemui di masyarakat ramai, tetapi masih jarang yang membicarakan bagaimana disabilitas dan seni sebenarnya berkorelasi,” ujar Nabila Habibah, panitia. [HUMAS UNESA]
Penulis: Faizur Rahmatin/Hasna
Editor: @zam Al’asyah
Share It On: