Kamis, 26 Februari 2009, di Gedung Serba Guna Universitas Negeri Surabaya dilaksanakan pengukuhan guru besar. Tiga guru besar itu: Prof. Dr. Kisyani, M.Hum., Prof. Dr. Budi Jatmiko, M.Pd., dan Prof. Dr dr. Tjandrakirana, MS. Sampai saat ini, Unesa telah memiliki 67 gubes. Sebanyak 37 di antaranya masih aktif. Prof. Dr. Kisyani, M.Hum., yang juga dosen Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Pogram Pascasarjana Unesa, dikukuhkan sebagai gubes dalam bidang ilmu linguistik. Pada orasi ilmiahnya, beliau menyampaikan tentang bahasa daerah di Indonesia. Ratusan bahasa daerah di Indonesia sulit berkembang. Bahkan, beberapa di antaranya cenderung punah. 'Salah satu penyebabnya adalah modernisasi,' ungkapnya. Prof. Dr. Budi Jatmiko dikukuhkan sebagai gubes bidang pendidikan Fisika zat padat. Pembantu Rektor I Unesa yang juga merupakan staf pengajar di PPs Unesa, memaparkan orasi ilmiah tentang perlu adanya kurikulum Sains-Fisika untuk masa depan. Kurikulum yang ada saat ini kurang mampu membuat siswa berkembang dan berpikir mandiri tentang penyebab kejadian alam. 'Selama ini sains hanya dianggap sebagai pengetahuan biasa, sehingga hanya perlu untuk dihafal,' ujarnya. Prof. Tjandrakirana dikukuhkan sebagai gubes dalam bidang Ilmu Biologi. Dekan FMIPA dan juga dosen PPs Unesa tersebut berorasi tentang pendidikan seksual dini secara terintegratif dan peran guru. Menurut beliau, pendidikan formal di sekolah seharusnya menyentuh substansi pendidikan seksual, sehingga anak mendapat informasi yang benar. 'Dengan begitu, dampak negatif dari buta pemahaman tentang pendidikan seksual bisa dihindari,' ujarnya. Selamat Profesor, semoga tambah sukses.