www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA—Tim robot Fakultas Teknik (FT), Universitas Negeri Surabaya (UNESA) terus menunjukan kebolehannya dalam berbagai kompetisi nasional. Terbaru, tim Fly Research Group atau FLY-RG FT meraih juara 2 Kompetisi Robot Terbang Indonesia (KRTI) yang berlangsung di Lampung, pada 22-27 September 2023 lalu.
Dalam kompetisi bergengsi itu, FLY-RG mencatatkan skor terbanyak pada divisi Vertical Take-Off Landing. Catatan tersebut merupakan lanjutan dari catatan bagus yang ditorehkan FLY-RG, sehingga menjuarai KRTI tingkat wilayah pada Agustus lalu.
"Keberhasilan ini membuktikan bahwa bukanlah hal baru bagi UNESA untuk berinovasi pada kompetisi bidang teknologi," ucap dosen pembimbing, Muhamad Syariffuddien Zuhrie, S.Pd., M.T.
Dia menambahkan, UNESA masuk daftar tim juara di level nasional merupakan capaian yang membanggakan bagi timnya. Itu, merupakan hasil dari persiapan dan latihan yang dilakukan anak asuhnya jauh-jauh hari.
“Alhamdulillah dengan persiapan dan strategi yang disusun sedetail mungkin, peraihan juara ini menjadi bukti dan hasil kerja keras tim yang fokus maksimal di kompetisi ini,” ungkapnya.
Timnya, telah melakukan persiapan selama hampir dua tahun untuk KRTI yang awalnya direncanakan pada tahun 2022. Namun, karena beberapa alasan, KRTI tahun 2022 tidak dapat dilaksanakan.
"Meskipun demikian, tim tetap berkomitmen untuk melanjutkan penelitian terkait wahana dan meningkatkan kualitas robot," tandasnya.
Melihat dari KRTI tingkat wilayah sebelumnya, pihaknya telah memperbarui beberapa bagian dari robot yang akan dikompetisikan di tingkat nasional.
Beberapa di antaranya pada segi mekanik seperti bagian lengan yang didesain agar lebih lebih ringan dan penempatan kamera. Selain itu dari segi program, pihaknya merancang robot agar bisa menyelesaikan misi di dalam dan luar ruangan dalam satu tekan dan otomatis (autonomous).
www.unesa.ac.id
"Dari segi perangkat keras tidak banyak, hanya menyiapkan beberapa komponen cadangan, merapikan kabel sehingga peletakkan komponen sudah rapi dan siap dikonteskan," terang dosen FT itu.
Syarif (sapaan akrabnya) mendeskripsikan robot yang timnya usung dalam kompetisi tersebut. Robotnya berkonsep menara dengan titik pusat battery sebagai central of gravity (CG) yang memudahkan perangkat keras untuk menambah komponen yang dibutuhkan, sehingga wahana tidak memiliki keterbatasan pada bagian komponen.
Pemilihan komponen juga harus teliti mengingat rancangan tersebut memiliki kekurangan dalam wahana yang akan semakin berat dan bisa membebani motor.
Keunggulan robot tim FLY-RG ini pada penggunaan sistem penggerak utama yang diintegrasikan dalam wahana, yakni ROS (Robot Operating System). ROS sendiri merupakan program yang dapat berjalan secara bersamaan sehingga tidak saling mengganggu dan program dapat dijalankan secara point to point sesuai dengan analogi dan strategi dari tim
Fatih Tri Anggara, ketua tim FLY-RG mengatakan saat sehari sebelum lomba, timnya mengalami kendala, saat mencoba wahana, robot mereka mengalami kegagalan program. Saat robot diambil alih secara paksa menggunakan remote control, robot sempat lambat untuk merespon sehingga tidak terkontrol.
Hal itu membuat robot tersebut jatuh dari ketinggian 5 meter dan mengakibatkan kerusakan yang cukup berat. "Adaptasi yang berbeda saat di Surabaya dan di Lampung ini membuat robot kehilangan kendali terutama sensornya. Akhirnya kami perbaiki dengan komponen cadangan dan perbaiki sensor untuk menyesuaikan kondisi lapangan," bebernya.
Mahasiswa Pendidikan Teknik Elektro itu juga mengungkap timnya menggunakan strategi yang berfokus pada pengumpulan poin dahulu. Setelah timnya lolos ke babak final, beberapa keunggulan yang dimiliki robot mulai ditunjukkan untuk mengungguli tim lawan. [*]
***
Penulis: Mohammad Dian Purnama
Editor: @zam Alasiah*
Dokumentasi: Tim FLY-RG
Share It On: