Para PMI asal Ponorogo di Hong Kong mengikuti kegiatan edukasi seputar lembaga advokasi yang diselenggarakan tim PKM UNESA kolaborasi dengan KJRI Hong Kong, dan Dompet Dhuafa Hong Kong.
Unesa.ac.id. SURABAYA—Sejumlah dosen Universitas Negeri Surabaya (UNESA) yang tergabung dalam tim pengabdian kepada masyarakat atau PKM internasional memberikan edukasi seputar peran dan fungsi lembaga advokasi kepada pekerja migran Indonesia atau PMI yang berada di Hong Kong, pada 13-14 Juli 2024 lalu.
Kegiatan yang melibatkan tim dosen berbagai prodi selingkung kampus 'Rumah Para Juara' yang diketuai Deby Febriyan Eprilianto ini dimaksudkan untuk memperkuat pemahaman para PMI khususnya yang berasal dari Ponorogo tentang lembaga advokasi yang berjenjang.
"Mulai dari tingkat lokal sampai dengan tingkat pusat, dari kedudukannya di Indonesia maupun yang berada di negara tujuan, dan dari sifatnya formal sampai dengan informal sangat diperlukan bagi PMI untuk membantu berbagai permasalahan yang sedang dihadapi," ucap Febriyan.
Dia menambahkan, kegiatan yang didukung Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Hong Kong dan Dompet Dhuafa Hong Kong ini berisi penyampaian materi dan pendampingan melalui bantuan hukum UNESA. Hal ini penting dilakukan, sebab banyak PMI yang menyampaikan berbagai permasalahan yang dihadapi antara lain terdapatnya data ganda, hingga permasalahan keluarga.
Pemberian dukungan dan advokasi dilakukan untuk memberikan penguatan dan motivasi bahwa permasalahan-permasalahan tersebut dapat diselesaikan melalui bantuan lembaga advokasi yang ada seperti KJRI, lembaga bantuan hukum atau LBH, Disnaker, LSM, dan lain sebagainya.
Selain edukasi, PKM UNESA ini juga menginisiasi terbentuknya komunitas kedaerahan PMI di Hong Kong. Komunitas tersebut disepakati dengan nama IWPH (Ikatan Warga Ponorogo di Hong Kong), yang merupakan usulan dari PMI yang hadir.
KJRI Hong Kong menyambut baik kegiatan tersebut, dia berharap ini menjadi penguatan yang bagus yang mendukung dan memotivasi PMI di Hong Kong.
"Semoga, kegiatan ini berlanjut, bermanfaat bagi PMI dengan terbentuknya IWPH ini. Kami akan terus melakukan pendampingan untuk memastikan IWPH ini legal dan menjadi bagian dari KJRI supaya terintegrasi. Harapannya, kegiatan yang dilakukan dapat secara melembaga. Selain itu, pembentukan komunitas IWPH ini diharapkan juga menjadi cikal bakal terbentuknya komunitas yang lainnya," harapnya.
KJRI Hong Kong, menyambut baik kegiatan PKM Internasional UNESA ini. Konsul Penerangan, Sosial, dan Budaya (Pensosbud) KJRI Hong Kong, Endah R. Yuliarti, menyampaikan bahwa KJRI telah menyediakan fasilitas dan media advokasi, tetapi belum menyeluruh PMI tahu dan menggunakannya.
Dengan keberadaan komunitas kedaerahan ini sangatlah diperlukan sebagai pihak pertama yang membantu dan selanjutnya bisa diarahkan pada lembaga advokasi yang ada seperti KJRI.
"Kalau keberadaan komunitas PMI yang se-Indonesia sudah ada, tetapi banyaknya jumlah PMI semua tidak bisa menyentuh seluruhnya, dan juga banyak yang tidak aktif dalam komunitas. Bagi saya, pembentukan komunitas kedaerahan yang cakupannya lebih kecil, memang harus ada dan ini penting," ucapnya.
Ustadz Khusnul Muttaqin dari Dompet Dhuafa Hong Kong turut memberikan penguatan dan memotivasi PMI dari aspek keagamaan. Dia berpesan agar para PMI terus bersatu dan tidak terpisah, untuk memudahkan berbagai hal.
"Serigala menerkam kambing yang memisahkan diri dari kawanannya dan menyendiri. Janganlah kalian memisahkan diri dari jamaah dan hendaklah kalian bersama Jamaah dan orang terbanyak (dari kalangan orang mukmin). Oleh karena itu, penting bagi PMI untuk berserikat atau berkumpul dengan membentuk suatu komunitas, diawali lingkup yang paling kecil yaitu kedaerahan," ucapnya. [*]
***
Penulis: Tim PKM Internasional UNESA
Editor: @zam*
Foto: Tim PKM Internasional UNESA
Share It On: