Kunjungan mahasiswa Desain Grafis Vokasi UNESA di industri kreatif buku anak.
UNESA.ac.id. SURABAYA--Sepuluh mahasiswa Desain Grafis Vokasi UNESA berkunjung ke industri kreatif buku anak, pada Selasa (12/11/2024). Kunjungan industri ini merupakan bagian dari tahapan pencelupan (immersion) program Wirausaha Mahasiswa Merdeka (WMK).
Pada kegiatan ini, mahasiswa melakukan studi referensi produk di rumah Ideokids, kantor PT Semesta Raya Ideo, di Sidoarjo. Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh mahasiswa untuk berdiskusi tentang proses kreatif perancangan buku anak dengan Watiek Ideo.
Diskusi berlangsung cair dan mahasiswa tampak antusias menyimak sesi berbagi pengalaman yang disampaikan Bu Watiek sebagai praktisi ahli di bidang penerbitan buku anak. Penulis buku anak yang telah 14 tahun menekuni profesi sebagai penulis buku anak ini mengapresiasi prototipe yang dihasilkan mahasiswa.
"Prototipe produk buku anak ini meski belum 100% jadi, tapi cerita dan sketsanya sudah jadi, bagus banget! Tulisannya rapi, mulus alur dan logika penceritaannya. Hanya satu masukan saya, media pendukungnya seperti flash card, merchandise, dan media sosial perlu diaktivasi," ucap penulis yang pernah mendapatkan Anugerah Kebudayaan Indonesia dari Kemendikbudristek tahun 2023 lalu.
Mendengar umpan balik dari praktisi ahli tersebut, mahasiswa tampak sumringah. Daya dan upaya yang telah dilakukan mahasiswa selama 2 bulan terakhir mendapat penilaian positif dari praktisi ahli.
Setelah tahapan immersion ini, mahasiswa akan memasuki tahap post-immersion yang kegiatannya berupa uji pasar. Produk karya mahasiswa itu nantinya akan dinilai oleh para reseller Ideokids yang tersebar di seluruh Indonesia, calon pelanggan (orang tua), dan juga calon konsumen anak-anak usia 7--9 tahun yang menjadi pembaca sasaran buku anak ini.
Naila Nabilatul Husna, ketua kelompok 46 WMK 2024 ini menjelaskan bahwa ide pembuatan buku anak ini bermula dari ketentuan dari prodi bahwa semester ini pariwisata menjadi tema pembelajaran.
"Dari situ kami berpikir, daerah wisata mana di Surabaya ini yang menarik untuk diangkat. Pada saat curah gagasan, muncullah Hutan Mangrove Wonorejo di Pantai Timur Surabaya sebagai lokasi observasi. Satu hari kami menyusuri hutan bakau itu, kondisinya cukup memprihatinkan, banyak area yang kurang terawat dan sangat sępi.
Padahal hutan mangrove ini dapat menjadi sarana edukasi mitigasi abrasi bagi orangtua untuk mengenalkan pentingnya hutan bakau kepada anak-anak.
Terlebih ekosistem di hutan mangrove ini sangat beraneka ragam, cocok untuk mengenalkan hewan dan tumbuh-tumbuhan unik seperti bakau yang memiliki akar nafas menjulang ke atas permukaan air,” ujar mahasiswa Desain Grafis Vokasi UNESA angkatan 2021 ini.
Lebih lanjut, ia menjelaskan dalam pembuatan buku anak ini riset menjadi hal utama. Legenda Boyo Putih merupakan bagian dari riset tradisi lisan yang merupakan pendalaman ide mahasiswa di bawah bimbingan Dosen Pendamping Lapangan, Bapak Bayu Dwi Nurwicaksono.
Konsep pembelajaran project based learning yang merealisasikan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) ini melibatkan banyak pihak, termasuk Coach dari Inkubator Bisnis Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS).
Bahkan, sebelum demo day pada pertengahan Desember nanti, mahasiswa peserta WMK ini juga akan diminta untuk pulang ke kampus UNESA guna mendapatkan masukan dan saran dari Bapak dan Ibu dosen Desain Grafis di Fakultas Vokasi UNESA.[*]
***
Penulis dan foto: Tim Desain Grafis Vokasi UNESA
Share It On: