www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA_Komunitas musik di daerah menjadi wadah pengembangan dan optimalisasi talenta generasi muda. Karena itu, mereka harus terus didorong dan didukung, salah satunya lewat pelatihan seperti yang dilakukan tim dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni UNESA pada 31 Oktober 2021 lalu.
Tim dosen tersebut mengadakan pelatihan pengoperasian software Notasi Balok, Sibelius kepada para anggota komunitas group musik Pare, String Ensemble. Ketua pelaksana, RR Maha Kalyana Mitta Anggoro, S.Pd., M.Pd menyatakan bahwa notasi balok merupakan sistem penulisan karya musik atau bisa juga dikatakan sebagai simbol atau tanda untuk menyatakan tinggi rendahnya suara yang diwujudkan dengan gambar. Sementara Sibelius merupakan perangkat lunak khusus untuk mengetik notasi musik berupa not balok.
Software tersebut, lanjutnya, banyak dipakai para arranger, musisi dan pembuat lagu bahkan videografer. Menurutnya, kemampuan komunitas musik dalam notasi musik perlu ditingkatkan, terutama lewat pemanfaatan aplikasi dan software. Pelatihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anggota String Ensemble dalam pengoperasian software Sibelius sebagai salah satu media music scoring.
Selain itu juga untuk meningkatkan keterampilan dalam menciptakan komposisi, keterampilan dalam membuat aransemen lagu pop orkestra dan keterampilan atau skill dalam bermain dan menyajikan musik format orkestra. Dalam pelatihan itu, para peserta menerima materi teoritis dari para pemateri kemudian dilanjutkan dengan praktek langsung cara pengoperasian software tersebut pada perangkat masing-masing dari tahap awal hingga tahap akhir.
Salah satu pemateri pelatihan, Harpang Yudha Karyawanto, S.Pd., M.Pd. mengatakan bahwa pelatihan serupa rutin dilakukan setiap tahunnya sebagai bagian dari Tridarma UNESA. “Kami bekerja sama dengan teman-teman Pare String Ensemble untuk meningkatkan kompetensi soft skill anggota komunitas ini. Harapan kami ke depannya, mereka lebih siap untuk bersaing dengan pasar industri hiburan, dengan lebih mampu untuk menawarkan produk musik yang berdaya saing tinggi dan berkualitas,” tuturnya.
Pare String Ensemble merupakan komunitas musik yang terbentuk sejak 2017. Komunitas tersebut berfokus pada divisi alat musik string (gesek), yakni biola, biola alto, serta cello. String Ensemble berupaya aktif mengembangkan potensi generasi muda di Pare dan sekitarnya dalam bidang seni musik. Mereka sering diundang untuk mengisi acara-acara pemerintah maupun institusi swasta. “Melihat potensi ini, kita beriniasi untuk meningkatkan kemampuan dan mengembangkan keterampilan serta inovasi komunitas dalam bermusik,” ujarnya.
Kerja sama atau sinergi positif antara Tim PKM Jurusan Sendratasik FBS Unesa dengan komunitas musik Pare String Ensemble melalui kegiatan pelatihan ini diharapkan secara signifikan mampu menjadi bekal bagi individu anggota komunitas, terutama dalam aspek softskill. Dengan demikian, secara tidak langsung juga akan memberikan peluang bagi mereka (anggota komunitas), baik sebagai individu praktisi musik, ataupun sebagai kesatuan komunitas dalam meningkatkan produktivitas dalam berkegiatan musik. [Humas UNESA]
Penulis: Tim PKM-Lintang
Editor: @zam*
Share It On: