www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA-Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk memberdayakan penyandang disabilitas. Salah satunya bisa dengan memberikan kesempatan kepada mereka untuk belajar dan mengembangkan potensi seperti yang dilakukan tim dosen Universitas Negeri Surabaya (UNESA).
Tim dosen yang terdiri dari Dr. Ratna Suhartini, M.Si, Dra. Urip Wahyuningsih, M.Pd, dan Inang Yuhri Prihatina, S.Pd., M.Sn., itu bekerja sama dengan UKM Batik Wistara, Surabaya melatih penyandang disabilitas membuat pola busana pada 2-3 Juli 2022.
Peserta yang terlibat merupakan pegawai Batik Wistara yang ingin menambah ilmu dan inovasi pembuatan pola busana. Selain itu, juga para siswa SMA LB yang diantar langsung oleh orang tua dan guru. Peserta dilatih langsung para alumni prodi Tata Busana UNESA yang sudah memiliki pengalaman dan butik sendiri yaitu Safira Butik di Jember.
Pemilihan pemateri tentu bukan karena alasan alumni, tetapi juga karena pola batiknya yang cenderung sederhana dan mudah dipahami serta dipraktikan peserta. “Agar pelatihan ini maksimal dan dipahami semua peserta. Kami juga dibantu pendamping dan penerjemah bahasa isyarat untuk memudahkan komunikasi antara peserta dan penyelenggara kegiatan atau pemateri selama proses pelatihan berlangsung,” terangnya.
www.unesa.ac.id
Para peserta diajarkan bagaimana cara mengukur bentuk tubuh, mengenal tentang konstruksi pola busana, pengenalan desain batik wistara, menganalisis desain, membuat dan pecah pola, meletakkan hasil pola busana pada batik wistara hingga cara menjahit pakaian. Selain diberikan pemahaman, peserta juga langsung praktik membuat baju sederhana berdasarkan pola yang dirancang sebelumnya.
Disampaikan Ratna, antusiasme peserta mengikuti pelatihan tersebut luar biasa. Keinginan mereka untuk belajar patut diapresiasi. “Salut saya dengan anak-anak ini. Kemauan belajarnya tinggi. Mereka selalu semangat dalam mengerjakan setiap instruksi atau tugas. Katanya, mereka ingin menyimpan sendiri hasil karya mereka dan alat-alat yang disediakan mereka bawa pulang untuk digunakan di rumah,” bebernya.
Pelatihan tersebut tidak hanya sampai di situ. Namun, tim terus memberikan pendampingan secara berkala. “Setelah pelatihan kami terus mendampingi sampai peserta benar-benar bisa menghasilkan produk busana karyanya sendiri. Selain itu juga ada tindak lanjut berupa pelatihan yang berkelanjutan. Kami ada rencana buat pelatihan menghias dan membuat bahan baru,” jelas Ratna.
Ariyono Setiawan, pemilik Batik Wistara Surabaya mengapresiasi upaya UNESA untuk terus memberdayakan anak-anak disabilitas. Dia berharap pelatihan tersebut berkelanjutan. “Semoga kami tetap bisa belajar mengembangkan kualitas dan kuantitas bersama teman-teman UNESA. Kolaborasi ini penting untuk melahirkan inovasi sehingga diharapkan mendorong kemajuan dan kemandirian usaha ini ke depannya,” harap Ariyono.
Batik Wistara merupakan UKM yang berdiri sejak 24 Mei 2010 dan bergerak sebagai produsen batik dan pakaian jadi dari bahan batik seperti blus, kemeja, rok, dress, dan tunic. UKM ini merupakan home industri batik yang diperuntukkan penyandang disabilitas. Sebagian besar SDM di sini merupakan penyandang tuna rungu dan tuna wicara.
“Dengan pelatihan ini semoga anak-anak penyandang disabilitas memiliki kompetensi dan inovasi dalam merancang pola busana sesuai kebutuhan pasar. Selain itu juga diharapkan mendorong kemajuan UKM Wistara ke depannya. Produk semakin inovatif dan menarik di hati para konsumen,” harap Ratna. [HUMAS UNESA]
Penulis: Hasna
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi foto Dr. Ratna Suhartini, M.Si,
Share It On: