www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA-Dampak pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada permasalahan kesehatan, tetapi juga menyasar bidang pendidikan. Pembelajaran yang awalnya tatap muka, kini berubah menjadi daring (online). Menghadapi hal itu, Universitas Negeri Surabaya berkolaborasi dengan Satgas Penanganan Covid-19 menyelenggarakan Webinar bertajuk “Mahasiswa: Jadi Pahlawan Perubahan Perilaku, Siapa Takut?” melalui media daring zoom dan youtube streaming pada Rabu (17/11/2021).
Acara yang dimoderatori oleh Kenia Ayu itu menghadirkan dua narasumber, yakni Dr. Sonny Harry B. Harmadi SE., ME., Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 dan Drs. Martadi, M.Sn., Dosen UNESA.
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Sonny Harry B. Harmadi menyampaikan, pembentukan bidangnya dimaksudkan untuk menangani permasalahan penularan COVID-19 dari hulu, yaitu dengan mendorong percepatan perubahan perilaku masyarakat agar patuh 3M. Ia berharap penyadaran dan perubahan perilaku tersebut dapat memutus rantai penularan COVID-19.
“Kami ucapkan terima kasih kepada para duta dari kalangan mahasiswa yang mau turun langsung ke lapangan melakukan edukasi perubahan perilaku di masyarakat agar patuh menerapkan protokol kesehatan 3M untuk pencegahan, penghentian penularan COVID 19," ujar Sonny.
Ia menjelaskan bahwa bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan COVID-19 didukung oleh tiga subbidang yang sangat penting dan saling mendukung, yaitu Sub-bidang Edukasi, Sosialisasi, dan Mitigasi. "Kami harap tim ini mampu menggalang kolaborasi (pemerintah, media, masyarakat, pelaku usaha, dan akademisi) yang solid dan saling melengkapi,” tuturnya.
Sebagai indikator keberhasilan dari program ini, antara lain peningkatan persentase orang yang berubah perilakunya dari belum patuh menjadi lebih patuh, penurunan angka kasus aktif penularan COVID-19 di daerah sasaran, perubahan status zonasi risiko penularan COVID-19 di daerah sasaran. “Kesadaran masyarakat sangat diperlukan dalam memutus rantai penyebaran covid-19, kita harus mematuhi kebijakan-kebijakan pemerintah yang bisa mensejahterakan masyarakat,” terangnya.
Dalam diskusi tersebut, Martadi juga menegaskan jika dampak yang ditimbulkan adanya covid-19 ini berimbas pada berbagai aspek kehidupan, sehingga tidak bisa dilihat hanya pada aspek hukum dan kesehatan saja, melainkan juga bisa dilihat pada aspek ekonomi, pendidikan, sosial, politik dan budaya.
Wabah Covid-19 menjadi sarana untuk membangkitkan kembali semangat gotong royong yang dilandasi oleh nilai kemanusian. “Keberadaan kita sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri, dan selalu membutuhkan bantuan orang lain perlu kita renungkan kembali. Kodrat sosial kita telah melahirkan suatu kebutuhan hidup bermasyarakat yang dilandasi oleh kegotongroyongan dan kemanusiaan,” tandasnya. [Humas UNESA]
Share It On: