www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA-Lewat program MBKM, Universitas Negeri Surabaya (UNESA) terus meningkatkan kualitas pengabdian dan keterlibatan mahasiswanya di berbagai kota, daerah hingga ke desa atau kelurahan. Seperti di Kota Pahlawan misalnya, sekelompok mahasiswa UNESA terlibat dalam pengembangan Kampung Pendidikan-Kampunge Arek Suroboyo.
Program kolaborasi tersebut merupakan komitmen Pemkot Surabaya bersama perguruan tinggi, termasuk UNESA dalam mengembangkan kampung pendidikan. Keterlibatan UNESA sesuai dengan keunggulannya, yaitu dikemas dalam bentuk pendampingan lewat peran mahasiswa KKN Tematik yang ditempatkan di beberapa kecamatan dan kelurahan.
Dalam Awarding Kampung Pendidikan Kampunge Arek Suroboyo pada Kamis, (9/12/2021), Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, S.T., M.T., mengapresiasi respons cepat UNESA lewat program dan peran penting mahasiswanya di Surabaya. Lewat MBKM, mahasiswa langsung mengimplementasikan kemampuannya di lingkungan masyarakat.
Dia melanjutkan, melalui pendampingan dari kampus seperti UNESA, diharapkan ada pakem dan inovasi baru dalam menggerakkan Kampung Suroboyo sehingga mampu terus melaju bersama perkembangan zaman. “Kampung pendidikan sebagai wadah mewujudkan kampung-kampung ramah bagi semua kalangan; ramah anak, ramah disabilitas dan keluarga,” tandasnya.
Sementara itu, Direktur Vokasi UNESA Dr. Martadi, M.Sn., menyatakan bahwa sinergi antara pemerintah dan perguruan tinggi sangat penting dilakukan saat ini. UNESA selalu siap mendukung dan mendampingi sesuai bidang keunggulannya. Termasuk dalam memajukan kampung pendidikan di Surabaya.
Dia menambahkan, ada sekitar 68 mahasiswa yang diterjunkan UNESA di berbagai kelurahan di Surabaya. Para mahasiswa menjalankan program selama enam bulan dan akan berakhir pada Januari 2022. Tugasnya di lapangan, salah satunya melakukan pendampingan secara intensif kepada para kader kampung pendidikan di setiap kelurahan.
Tentu tidak bisa sembarang, mahasiswa sebelumnya sudah dilatih dan dibekali dengan berbagai keterampilan. Mula-mula mahasiswa harus melakukan identifikasi terlebih dahulu apa potensi dan kebutuhan kampung. Kemudian merencanakan dan merancang program apa yang akan dilakukan dan mengimplementasikannya. Lalu, dilakukan evaluasi.
“Karena ini sifatnya kerja kolaboratif, mahasiswa di lapangan bekerja sama dengan banyak stakeholder, termasuk perangkat kelurahan dan camat, juga pemuda-pemuda,” ujarnya. Dia berharap, kampung pendidikan di Surabaya semakin berkembang dan menjadi salah satu unggulan Kota Pahlawan. [Humas UNESA]
Share It On: