Pembukaan PKKMB Fakultas Hukum (FH) UNESA yang ditandai dengan pengetukan palu khas lembaga hukum.
Unesa.ac.id, SURABAYA—Dalam Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB), Fakultas Hukum (FH) Universitas Negeri Surabaya (UNESA), menghadirkan sejumlah narasumber dari berbagai kalangan untuk memberikan motivasi dan wawasan tantangan dan peluang era digital kepada mahasiswa baru.
Salah satu yang dihadirkan yaitu Teofilus Hartono, CEO Mr. Suprek. Ia menekankan pentingnya menggabungkan kompetensi kelas dunia dengan pemahaman mendalam akan akar budaya dan komunitas lokal.
Menurutnya, untuk mencapai kompetensi kelas dunia, seseorang harus terlebih dahulu menemukan ekosistem yang tepat. Ekosistem yang mendukung, baik dari segi lingkungan kerja, budaya perusahaan, maupun jejaring sosial, adalah kunci untuk membentuk individu yang kompetitif di tingkat global.
Selain ekosistem, ia juga menyoroti pentingnya memiliki tujuan atau purpose yang jelas. Setiap orang harus memiliki mimpi, target, dan tujuan yang kuat sebagai fondasi dari segala upaya yang mereka lakukan. "Memiliki tujuan yang jelas adalah langkah pertama untuk meraih kesuksesan, baik secara pribadi maupun professional," tekannya.
Teofilus juga menekankan pentingnya komitmen dan konsistensi dalam proses menuju tujuan tersebut. Tidak ada jalan pintas untuk mencapai kesuksesan. Konsistensi dalam menjalani proses, komitmen terhadap tujuan, dan ketekunan adalah elemen yang harus selalu dijaga. Ia menekankan bahwa keberhasilan adalah hasil dari perjuangan yang berkelanjutan.
Alumni Universitas Gadjah Mada itu juga membagikan filosofi "ikigai," yang berarti alasan untuk hidup atau tujuan hidup. Ikigai menggabungkan apa yang dicintai, apa yang dibutuhkan dunia, apa yang bisa dibayar, dan apa yang kita kuasai.
“Menemukan ikigai adalah kunci untuk mencapai keseimbangan antara kompetensi kelas dunia dan pemahaman akar budaya. Dengan ikigai, kita dapat tetap terhubung dengan akar kita sambil terus berkembang menjadi individu yang kompetitif di tingkat global,” pungkasnya.
Irfa Ronaboyd, dalam pemaparannya mengenai perguruan tinggi di era digital dan industri 4.0, menjelaskan bahwa revolusi Industri 4.0 telah membawa perubahan besar. Era itu ditandai dengan dominasi teknologi digital, otomatisasi, dan integrasi data yang tidak hanya mempengaruhi sektor industri tetapi juga sektor pendidikan tinggi.
Salah satu dampak signifikan dari revolusi ini adalah meningkatnya aksesibilitas pendidikan. Di masa lalu, pendidikan tinggi sering kali terbatas pada mereka yang dapat hadir secara fisik di kampus. Namun, dengan munculnya e-learning, kursus online, dan platform pembelajaran jarak jauh, lebih banyak orang di seluruh dunia sekarang memiliki akses ke pendidikan tinggi.
Selain itu, Irfa menyoroti pentingnya personalisasi dalam pembelajaran di era digital. Teknologi digital memungkinkan pendekatan pembelajaran yang lebih personal dan adaptif. Dengan sistem pembelajaran adaptif, setiap mahasiswa dapat menerima rekomendasi yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
"Personalized learning menjadi kunci untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih efektif dan relevan," tambahnya.
Namun, ia juga mengingatkan tentang pentingnya etika dan tanggung jawab dalam penggunaan teknologi di lingkungan pendidikan. Di era digital harus sangat berhati-hati dengan bagaimana data digunakan, bagaimana informasi disebarluaskan, dan bagaimana menjaga kepercayaan dalam lingkungan digital.
Etika dalam penggunaan teknologi digital adalah aspek krusial yang harus diintegrasikan dalam setiap aspek pendidikan tinggi untuk memastikan bahwa transformasi digital tidak hanya efektif tetapi juga bertanggung jawab.
Arinto Nugroho, Dekan FH, menekankan pentingnya mahasiswa untuk menjadi individu yang aktif dan kolaboratif, terutama dalam memanfaatkan teknologi.
Dalam era digital saat ini, mahasiswa tidak hanya diharapkan untuk menguasai materi akademik, tetapi juga harus bisa mengintegrasikan teknologi dalam setiap aspek kegiatan mereka.
"Kemampuan ini sangat penting untuk meningkatkan efektivitas belajar dan mempermudah komunikasi serta kolaborasi dalam berbagai proyek akademik dan organisasi," bebernya.[]
***
Reporter: Mohammad Dian Purnama (FMIPA)
Editor: @zam*
Foto: Tim FH UNESA
Share It On: