www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA - Dosen maupun mahasiswa dituntut untuk mempublikasikan karya di jurnal internasional. Selain menjadi salah satu syarat kelulusan juga sebagai bagian dari syarat kepangkatan. Saat ini banyak jurnal predator bermunculan. Karena itu, pemilihan jurnal publikasi tidak bisa sembarang.
Agar civitas academica tidak salah pilih jurnal, Artificial Intelligence dan Publikasi Ilmiah, Universitas Negeri Surabaya (AIPI UNESA) menyelenggarakan Coaching Clinics 2022: Memilih Jurnal Internasional Bereputasi secara daring, Sabtu (04/06/2022).
Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam 2 sesi yaitu, sesi umum dan sesi paralel dengan beberapa kategori bahasan. Bidang saintek dan pendidikan dibahas Prof. Dr. Sutikno, S.T., M.T., Gubes Universitas Negeri Semarang. Bidang umum dibahas Prof. Drs. Slamin, M.Comp.Sc., Ph.D., Guber Universitas Jember. Bidang Literasi Matematika oleh Dr. Ariyadi Wijaya, S.Pd.Si., M.Sc., dari Universitas Negeri Yogyakarta. Kemudian bidang pendidikan dibahas Dr. Parmin, S.Pd., M.Pd., dari Universitas Negeri Semarang.
Selain itu, bidang bahasa dan sastra dibahas Zulfa Zakhiyya, S.Pd., M.Tesol, Ph.D., dari Universitas Negeri Semarang. Yuli Rahmawati, M.Sc., Ph.D., dari Universitas Negeri Jakarta dan bidang marketing dan strategi manajemen oleh Dr. Lili Adi Wibowo, S.Pd., S.Sos., M.M., dari Universitas Pendidikan Indonesia.
Ketua Satuan Artificial Intelligence dan Publikasi Ilmiah, Dr. Elly Matul Imah, M.Kom., dalam sambutannya memaparkan bahwa workshop tersebut untuk sesi paralel dikemas dalam bentuk coaching clinic untuk membantu dosen selingkung UNESA dalam publikasi jurnal ilmiah. “Jadi, mohon gunakan kesempatan ini sebaik mungkin untuk menggali informasi sebanyak mungkin,” ujarnya.
Prof. Sutikno menyampaikan bahwa dalam menulis karya ilmiah harus memilih jurnal internasional yang baik dengan mengikuti kriterianya sesuai dengan PO PAK 2019. Pemeriksaan jurnal internasional sangat penting dalam pertimbangan submit manuskrip, salah satunya selain ISSN dan mutu peer review, keterbukaan dan kewajaran pembiayaan publikasi dari jurnal terkait.
“Kalau di dalam pengelolaan jurnal itu tidak ada keterbukaan dan kewajaran pembiayaan publikasi bisa jadi itu jurnal predator yang tidak ada proses peninjauan ilmiah. Jurnal yang baik mestinya ada pilihan secara hybrid yaitu open access dan copyright transfer,” terangnya.
Guru Besar sekaligus tim Penilaian Jabatan Akademik Dosen Kemendikbudristek itu memberikan tips agar terhindar dari jurnal predator di antaranya; meningkatkan kesadaran tentang jurnal predator, mengetahui bahwa penerbitan artikel harus memenuhi standar teknis, menerima dan menerapkan standar etika internasional dalam penerbitan artikel, dan menerbitkan tanggal penerimaan artikel. Kegiatan tersebut dihadiri Wakil Rektor Bidang Akademik Prof. Dr. Bambang Yulianto, M.Pd., jajaran pimpinan lain dan civitas academica selingkung UNESA.
Penulis: M. Dian Purnama
Editor: @zam*
Share It On: