www.unesa.ac.id
Tes dalam Bahasa Jepang yang disebut Noryouku Shiken ini diikuti oleh lebih dari 1.600 peserta dari berbagai kalangan. Tak hanya siswa SMA, mahasiswa, guru, atau dosen, ujian ini juga diikuti orang yang ingin masuk ke perusahaan dengan mensyaratkan wajib sertifikat JLPT. Namun, ada pula peserta yang hanya ingin mengetahui seberapa besar kemampuannya terhadap Bahasa Jepang.
Didik Nurhadi, M.Pd., MA, Ph.D., selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Jepang menyatakan bahwa Unesa setiap tahun selalu mengadakan JLPT setahun dua kali. JLPT diadakan di awal Juni dan awal Desember. Ujian JLPT dilakukan serentak di seluruh dunia, jam dan waktunya pun sama agar tidak terdapat kebocoran soal.
“Di Jawa Timur cuman ada dua universitas yang mengadakan The Japanese-Language Proficiency Test (JLPT) yaitu Unesa dan Univeritas Brawijaya.” Ungkapnya
Selain itu, Didik juga menegaskan bahwa JLPT terlaksana di Unesa karena telah mendapat kepercayaan dari Pihak untuk mengadakan tes tersebut. Untuk itu Unesa akan melakukan secara maksimal agar kegiatan ini dapat berjalan dengan sukses.
JLPT memiliki level atau tingkatan berbeda, misalnya, untuk tertinggi adalah N1 kemudian N2, N3, N4, dan yang terakhir N5. Tes ini terdiri dari soal tata bahasa, Kanji, membaca, dan mendengarkan.
Nabila, mahasiswa semester 5 Jurusan Bahasa dan Sastra Jepang merupakan salah satu peserta yang memiliki semangat tinggi mengikuti tes. Menurutnya meskipun gagal tes JLPT dapat mengukur tingkat pemahaman seseorang dalam berbahasa Jepang. Nabila mengaku kembali mengikuti JLPT level 3 karena sebagai persyaratan kelulusan di Jurusan Bahasa dan Sastra Jepang. "Mau gak mau harus lulus, ini syarat kelulusan, selain itu lulus N3 dapat memudahkan kita untuk mencari Kerja," katanya. (wul/why)
Share It On: