www.unesa.ac.id
Yanti selaku staf museum bagian koleksi BPCB Jawa Timur mengatakan, pihak BPCB menerima Unesa dengan baik, sehingga Unesa beserta UI dan UGM dan bekerjasama dalam segeran satu area dengan situs penggaliannya.
Menurut Drs. Johanes Hanan Pamungkas, M.A, selaku pengampu matakuliah Arkeologi mengatakan banyak terima kasih kepada BPCB yang memberikan kepercayaan kepada Unesa. Menurut BPCB Unesa mempunyai minat di bidang arkeolgi yang lebih serius, sehingga dapat memberikan kepercayaan yang lebih dalam penggalian situs bersejarah.
“Saya kira keseriusan ini yang membuat BPCP percaya kepada kita untuk menggali ditempat yang masih murni dan belum pernah digali sama sekali,” ujarnya.
Hanan menyampaikan tahun ini kita mendapatkan situs yang menarik karena pihak BPCB menyedikan lahan yang satu area dengan Universitas Indonesia dan Universitas Gajah Mada. “UGM di sektor segaran 1, UI disektor segaran 2, dan Unesa di sektor segaran 3. Jadi kita sangat hati-hati sekali dalam melakukan ekskavasu karena situs ini masih murni, belum pernah dibuka atau diteliti,” ujar Hanan.
Dalam ekskavasi yang dilakukan selama 6 hari tersebut (28 sd 30 Mei dan 4 sd 6 Mei) banyak ditemukan struktur lantai pemukiman Majapahit, pecahan keramik, tembikar, dan masih banyak lainnya.
“Saya kira ini pengalaman yang menarik untuk mahasiswa sejarah karena kita bisa tahu bahwa pendekan arkeolgis itu sangat membantu dalam narasi sejarah. Sejarah klasik, Sejarah Islma sampai sejarah Kolonial ini pendekatan arkelogis semua saya kira yang dipakai”, ujar Hanan yang pernah menjadi Ketua Ikatan Ahli Arkeologi (IAAI) Komda Jatim.
Yanti bersama kedua rekannya dari BPCB yang bertugas mendampingi mahasiswa melakukan ekskavasi mengatakan bahwa manfaat yang dapat diambil dari kegiatan ekskavasi yaitu teman-teman dari Unesa mendapatkan pengalaman dalam melakukan prosedur ekskavasi situs bersejarah. Serta memperoleh pengetahuan terkait tata letak benda yang terpendam dalam tanah.
“Harapan kami dari pihak BPCB, semoga teman teman Unesa mengerti dan memahami prosedur ekskavasi dan bisa menularkan ke anak didik mereka ketika mereka terjun kedunia pendidikan, sehingga mereka bisa memahami pentingnya sejarah dan benda-benda arkeologi”, ujar Yanti. (Ina/why)
Share It On: