www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA—Universitas Negeri Surabaya (UNESA) melalui Pusat Studi Pengembangan Pedesaan, Kawasan, dan Energi Terbarukan menggelar Akademi BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) di Ruang Rapat, lt. 6 Gedung Rektorat, Kampus Lidah Wetan, Surabaya.
Kepala Pusat Studi Pengembangan Pedesaan, Kawasan, dan Energi Terbarukan, Dr. Mufarrihul Hazin, M.Pd., melaporkan bahwa kegiatan pelatihan ini diikuti 132 direktur BUMDes se-Jawa Timur dan Jawa Tengah secara hybrid.
Mengangkat tema "Mewujudkan BUMDes Berdaya untuk Desa dan Indonesia Digdaya", kegiatan ini bertujuan memberikan ilmu dan keterampilan dalam pengolahan badan usaha untuk menyokong kesejahteraan desa.
Direktur LPPM Prof. Dr. H. Muhammad Turhan Yani, M.A., mengapresiasi penuh kegiatan ini dan mendorong agar kegiatan tersebut berkelanjutan. Pihaknya menyiapkan berbagai program terkait pemberdayaan dan pengembangan desa seperti penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
“Kami juga melakukan kunjungan ke pemprov, pemkot, pemkab terkait peluang bekerja sama pengembangan desa. Bagi kami itu sangat penting untuk bersama sama bekerja dengan desa mewujudkan Indonesia yang lebih baik," jelas guru besar Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH) itu.
Pada sesi materi, Andi Winratani, Sekretaris Forum BUMDes se-Jatim dan Direktur Bumdes "Sarana Mandiri" Bojonegoro. Andi menjelaskan tentang badan hukum BUMDes yang menjadi landasan utama dalam arah gerak BUMDes bagi sebuah pemerintahan desa.
Upaya tersebut diwujudkan melalui sertifikasi serta status hukum pendirian BUMDes yang setara dengan perseorangan terbatas (PT). Bentuk dari BUMDes menyesuaikan ide kreatif dalam memanfaatkan potensi desa menjadi peluang usaha desa seperti jasa simpan pinjam, pertokoan, pendaftaran, peternakan, wisata, dll.
Pada sesi selanjutnya, Dr. Muhammad Hendri Nuryadi, S.Pd., M. Sc., dari Universitas Sebelas Maret (UNS) menyampaikan materi Perencanaan dan Pengembangan Bisnis BUMDes. Dia menjelaskan, perencanaan pengembangan desa menjadi hal vital yang perlu diperhatikan untuk memastikan arah dari pengelolaan dana desa demi usaha desa yang efisien dengan mempertimbangkan tujuan dan resiko.
"Bagian utama perencanaan BUMDes yaitu konsep bisnis, pasar, dan finansial. Dengan ketiga bagian tersebut, perencanaan BUMDes bisa dilakukan dengan mempertimbangkan resiko yang ada. Terutama pada pengolahan dana desa yang bisa berasal dari berbagai sumber," terangnya.
Ina Uswatun Nihaya, S.E., M.Sc., melanjutkan sesi tersebut dengan menjelaskan seputar manajemen keuangan dan fintech untuk BUMDes dan memberikan pemahaman mengenai pentingnya melakukan transparansi keuangan kepada seluruh stakeholder untuk mengetahui pengelolaan dan manajemen keuangan badan usaha untuk menentukan laba atau rugi.
Manajemen tersebut disusun dalam sebuah laporan secara detail dan jujur sebagai cerminan kinerja BUMDes. "Perencanaan dan manajemen keuangan pada BUMDes memiliki keuntungan untuk mengetahui perkembangan badan usaha, kemungkinan kerugian sejak dini, sumber dan penggunaan dana, serta persoalan barang jasa setiap saat," jelas Ina.
www.unesa.ac.id
Selain itu, penting juga untuk mengelola aset yang dimiliki oleh BUMDes agar tidak mengendap dengan memastikan posisi dan jumlahnya. Pengelolaan aset tersebut berkaitan dengan branding dan marketing fundamental strategi dalam publikasi BUMDes.
Qausya Faviandhani, M.M., dosen Universitas Narotama menjelaskan bahwa branding dan marketing memiliki tahapan untuk menemukan strategi terbaik dalam eksekusi di lapangan. Tahapan tersebut membentuk siklus yang tidak terputus sehingga untuk menguasai teknik branding ada beberapa tips yang perlu diperhatikan seperti memahami karakteristik lokal, kemitraan, branding desa, dan pemasaran digital.
"Selain itu, kita juga bisa memanfaatkan masyarakat dan pemuda sebagai media branding usaha desa yang kita miliki. Dengan kemajuan era digital, intensitas penjualan barang dan jasa bisa meningkatkan melalui promosi dan branding yang tepat," sambungnya.
Memasuki sesi terakhir, Avi Sunani, SE., MSA., dari UPN Veteran Jatim membahas seputar akuntansi, pembukuan, dan pelaporan keuangan BUMDes. Akuntansi menjadi keterampilan yang penting untuk dikuasai oleh anggota badan usaha agar dapat mengelola dana dan melaporkannya secara transparan.
Peserta Akademi BUMDes diajak untuk praktek langsung untuk mengisi pembukuan mengenai kas, aset, kredit, penyusutan barang, serta berbagai macam komponen lainnya dalam pengelolaan keuangan BUMDes.
"Penjurnalan serta pembukuan yang dibuat secara jujur, teliti, dan rapi akan menghasilkan laporan yang baik dan bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, dapat mempermudah bumdes dalam mengamati pergerakan dana," terang Avi Sunani.
Tidak hanya pelatihan, setelah kegiatan para peserta juga mendapatkan kegiatan penguatan berupa penugasan yang dikerjakan oleh peserta guna mengecek penguasaan terhadap materi yang diterima.
Agus, salah satu peserta pelatihan asal Grobogan, Jawa Tengah mengungkapkan rasa senangnya bisa mengikuti kegiatan itu. Dia berharap, dengan adanya kegiatan ini dapat memperkuat pemahaman mengenai bumdes serta bisa sebagai media berinteraksi dengan lingkup bumdes yang lebih luas. []
***
Reporter: Hiline Wijayanti
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Tim Humas
Share It On: