Wakil Rektor III Bidang Riset, Inovasi, Pemeringkatan, Publikasi dan Science Center UNESA, Bambang Sigit Widodo menekankan pentingnya kolaborasi dan urgensinya program revolusi mental.
Unesa.ac.id., SURABAYA— Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) dan Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Pengaruh Dampak Program Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM)” di Swiss-Belinn Airport Surabaya, pada Senin, 18 November 2024.
Acara ini merupakan bagian dari rangkaian penelitian nasional untuk mengevaluasi dampak 10 tahun pelaksanaan GNRM sejak menjadi bagian dari program Nawacita Presiden (2014-2024) Joko Widodo.
Dalam diskusi ini melibatkan lima unsur pentahelix yaitu dari pemerintah yang diwakili Diah Yuliastuti dari Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur dan Ahmad Daya Prasetyo selaku Kepala Bidang Kesatuan Bangsa Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Surabaya.
Dari unsur media dihadiri Leak Kustiyo selaku Direktur Utama Jawa Pos Group. Unsur dunia usaha dihadiri Ali Irsyad, Ketua Bidang Investasi dan Kerja Sama Internasional BPC HIPMI Surabaya.
Selanjutnya, dari unsur akademisi dihadiri Listiyono Santoso dari Universitas Airlangga (Unair) dan Irwan Dwi Arianto dari Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” (UPNV) Jawa Timur, dan tokoh agama dihadiri Haikal Zamzam Atiq selaku Wakil Sekretaris PWNU Surabaya, serta masyarakat dari desa Watutulis Sidoarjo dan perwakilan mahasiswa.
Dalam sambutanya, Wakil Rektor III Bidang Riset, Inovasi, Pemeringkatan, Publikasi dan Science Center UNESA, Bambang Sigit Widodo, menjelaskan pentingnya FGD ini untuk mengevaluasi dampak program GNRM selama era kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
FGD ini dihadiri sejumlah mitra pentahelix; dari pemerintah, media, pengusaha, akademisi, tokoh agama, tokoh masyarakat, hingga mahasiswa.
“Program Gerakan Nasional Revolusi Mental memberikan dampak positif di berbagai bidang, tetapi perlu dilakukan kajian mendalam untuk memahami sejauh mana keberhasilan dan tantangannya,” ucapnya.
Iman Pasu Marganda Hadiarto Purba, Koordinator Tim Teknis Penelitian Gerakan Nasional Revolusi Mental UNESA, menjelaskan kegiatan ini merupakan bagian dari penelitian untuk menggambarkan dampak dan pengaruh GNRM secara menyeluruh.
“Data yang terkumpul, baik kuantitatif maupun kualitatif, akan kami olah dan presentasikan di Jakarta kepada Menko PMK. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran praktis bagi pemerintahan baru, apabila program ini tetap diteruskan,” jelasnya.
Pada sesi diskusi, berbagai pandangan disampaikan mengenai dampak nyata GNRM di berbagai sektor. Diah Yuliastuti menyampaikan, bahwa kejaksaan sebagai lembaga penegak hukum memainkan peran penting dalam mendukung program revolusi mental pemerintah.
“Upaya tersebut dilakukan melalui berbagai langkah strategis yang bertujuan untuk meningkatkan integritas, profesionalisme, transparansi, dan pelayanan publik,” ucapnya.
Sementara itu, kalangan media seperti yang diutarakan Dirut Jawa Pos Group, Leak Kustiyo, bahwa pembangunan mental juara sebagai satu-satunya cara efektif untuk mengubah paradigma masyarakat dalam mendukung revolusi mental.
“Pemberitaan media tentang program pemerintah selama ini selain menjalankan fungsi informatif, juga untuk edukasi yang dimaksudkan untuk membumikan revolusi mental di masyarakat,” ucapnya. [*]
***
Reporter: Mochammad Ja’far Sodiq (FIP)
Editor: @zam*
Foto: Tim HUMAS UNESA
Share It On: