Dalam sambutannya, Nurhadi, S.T., M.M. selaku Kepala Bidang Peningkatan Kualitas Lingkungan Kota Surabaya berharap agar Unesa dan Teknik Sipil ITS bisa menjadi contoh bagi kampus-kampus lain yang ada di Surabaya. Tamu undangan yang hadir berasal dari perwakilan kampus-kampus yang ada di Surabaya, seperti UBARA, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, UPN, Unitomo, Universitas Widya Mandala, ITATS dan masih banyak lagi. "Diharapkan kesadaran terhadap lingkungan bisa diterapkan langsung di kawasan kampus masing-masing," jelas Nurhadi.
Dalam sosialisasi ini, kedua kampus tersebut memaparkan konsep eco campus di lingkungan masing-masing hingga berhasil mendapatkan penghargaan dari walikota Surabaya. Veronica Ratih, Kasubag Departemen Teknik Sipil ITS menyampaikan program-program eco campus yang telah dijalankan oleh Departemen Teknik Sipil. Misalnya, Jumat bersih, penghematan listrik dan air, pengadaan tim eco campus hingga memanfaatkan pemulung untuk memilah sampah yang ada di Departemen Teknik Sipil. Untuk penghematan air dan listrik, saat ini Departemen Teknik Sipil sudah menggunakan lampu LED yang bisa menghemat daya hingga 80%.
Dibentuk pula tim pengawas air yang bertujuan memantau dan mengimbau warga ITS agar bisa menggunakan air dengan minimal. Ada juga keran 'push' yang akan menghemat pengeluaran air yang digunakan dibanding dengan menggunakan kran biasa. Berbagai cara sosialisasi telah dilakukan oleh pihak Teknik Sipil ITS untuk program eco campus. "Mulai dari membuat tanda-tanda seperti larangan merokok di wilayah kampus, matikan lampu/AC bila tidak digunakan, hingga pilah-pilah sampah," ujar Veronica.
Teknik Sipil ITS telah mengadakan kerja sama dengan Liberro, salah satu perusahaan jasa anti rayap yang akan meningkatkan kualitas eco campus. "Kita juga harus kerja sama dengan dosen untuk menyosialisasikan dan mengingkatkan kepada mahasiswa pentingnya menjaga kebersihan di lingkungan kampus," tambah dia.
Dalam pengadaan infrastruktur, Teknik Sipil ITS mencanangkan penanaman area kosong untuk tanaman toga dan tanaman produktif lainnya. Ada juga perbaikan komposter dan penambahan jumlah kantin. Selain itu, diterapkan teknologi sensor LDR dan sensor gerak untuk penghematan daya listrik yang digunakan. Departemen Teknik Sipil memiliki pemilahan sampah terpadu yang ada di Jalan Arif Rahman Hakim, Surabaya.
Berbeda dengan Unesa yang mendelegasikan kampusnya dalam kampus go green, Departemen Teknik Sipil ini tidak membawa nama kampusnya, ITS. Jadi, Departement tersebut memiliki inisiatif sendiri dan bukan arahan dari kampus ITS untuk mengikuti lomba yang diadakan oleh walikota Surabaya.
Sementara itu, Rektor Unesa Prof. Warsono M.S. menegaskan, Unesa akan membuka lahan terbuka hijau yang akan digunakan sebagai ajang edukasi, konservasi dan rekreasi warga sekitar. Eco campus Unesa juga berinisiatif untuk menanamkan flora langka untuk pembelajaran kepada pengunjung. Dia menjelaskan bahwa perilaku kita juga akan berpengaruh kepada lingkungan. "Jika kita berperilaku baik kepada lingkungan, maka lingkungan juga akan memperlakukan kita dengan baik, begitu juga sebaliknya," tandasnya.
Eco campus Unesa memiliki program-program yang sudah berjalan guna menunjang kampus Unesa yang berbasis go green. Di antaranya pembentukan bank sampah, penghematan listrik dan air, pembuatan waduk kecil di kawasan kampus Lidah Wetan untuk menampung air hujan, membentuk tim eco campus beserta divisi-divisinya. Unesa telah mendapatkan bantuan berupa tanaman dan pohon dari instansi terkait. (Suryo/SR/Humas)
Share It On: