Pada acara itu, turut hadir juga Prof. Dr. H. Muchlas Samani, M.Pd., Rektor Unesa; Hideki Nikimatsu, Ketua The Japan Foundation; Noboru Nomura, Konsulat Jendral Jepang di Surabaya; dan Okazaki, Professor Nagoya University Jepang yang disambut dengan seni perkusi Taiko khas Jepang yang dipadu dengan seni tari tradisi Remo khas indonesia.
Dalam sambutannya, Ketua The Japan Foundation menyampaikan banyakterima kasih atas terselenggaranya acara yang bisa membentuk jejaring antarguru bahasa Jepang dengan The Japan Foundation. "Acara ini sangat cocok dan sesuai dengan keadaan Indonesia pada era global saat ini yang mana bahasa Jepang sangat diminati pembelajar. Pembelajar bahasa Jepang dari Indonesia merupakan jumlah pembelajar terbanyak ke-2 di dunia setelah China. Selain itu, Konsulat Jendral Jepang di Surabaya juga menambahkan bahwa Unesa termasuk universitas di Indonesia yang paling sering mendapatkan kiriman staf ahli atau native speaker langsung dari Jepang baik untuk proses pembelajaran yang sifatnya permanen maupun untuk seminar internasional yang sifat temporal.
Sementara itu, Rektor Unesa berharap ada media sosial yang dapat menjembatani antarguru bahasa Jepang untuk bertukar informasi. Acara yang berlangsung dua hari sejak 19 Desember 2013 hingga 20 Desember 2013 itu dibagi dalam beberapa rangkaian acara yang dimulai dengan materi dari Prof. Okazaki yang membahas peran guru bahasa Jepang pada era global. Kemudian peserta dibagi dalam beberapa kelas untuk berdiskusi panel dan pada hari terakhir diadakan workshop untuk guru bahasa Jepang di SMA dan penelitian tata bahasa dan bahasa Jepang oleh Prof. Miyaji Asako dari Nagoya University. Acara diakhiri dengan sakura odori atau tarian bunga sakura dan tukar menukar kenang-kenangan. (Ari/Byu)
Share It On: