Focus group discussion atau FGD UNESA dengan Untan terkait transformasi menjadi PTN-BH.
Unesa.ac.id. SURABAYA— Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menerima kunjungan Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak, Kalimantan Barat guna mendiskusikan terkait transformasi perguruan tinggi negeri berbadan hukum atau PTN-BH di Meeting Room, Rektorat, Kampus II Lidah Wetan, pada Rabu, 20 November 2024.
Wakil Rektor II Bidang Keuangan dan Umum Untan, Irfani Hendri mengungkapkan bahwa kunjungan ini bertujuan untuk mempersiapkan diri menjadi PTN-BH. Dalam fokus diskusi ini membahas aspek penting, khususnya di bidang perencanaan, keuangan, SDM, dan remunerasi.
“Transformasi menjadi PTN-BH merupakan tantangan besar yang membutuhkan peningkatan di berbagai aspek. Kami belajar dengan UNESA, yang baru saja menjalani transformasi ini. Terutama terkait pengelolaan aset, tata kelola keuangan, hingga pembangunan SDM,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya membangun sistem dan mindset SDM, baik dosen maupun tenaga kependidikan (tendik). “Transformasi PTN-BH bukan sekadar persoalan administratif, tetapi juga bagaimana memberikan layanan yang berdampak positif bagi masyarakat,” tambahnya.
Direktur Perencanaan, Sugeng Harianto memaparkan strategi UNESA menjadi PTN-BH.
Direktur Perencanaan, Pengembangan, dan Pelaporan UNESA, Sugeng Harianto sharing pengalaman terkait proses transformasi UNESA PTN-BH. Ia menekankan komitmen kuat pimpinan sebagai kunci keberhasilan. Komitmen tersebut diwujudkan dengan membentuk tim khusus yang bertugas menyusun rancangan, peraturan, rencana strategis (renstra) ke depan, hingga evaluasi diri.
Sugeng Harianto juga menyampaikan bahwa UNESA berkomitmen menjadi perguruan tinggi unggul setelah bertransformasi menjadi PTN-BH, dengan tagarnya ‘UNESA Satu Langkah di Depan’ akan terus berinovasi dan memberikan dampak luas bagi masyarakat.
Dalam sesi diskusi, ia menjelaskan proses penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) UNESA. Proses dimulai melalui musyawarah perencanaan pembangunan (masrembang) yang melibatkan seluruh unit kerja.
“Pak Rektor menyampaikan strategi yang ingin dicapai secara detail. RKAT harus mendukung capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) dan program strategis rektor. Semua anggaran diarahkan untuk mendukung tujuan tersebut,” ungkapnya.
Tim UNESA dan Untan serah terima cinderamata usai diskusi.
Hariyati, Direktur Keuangan dan Aset UNESA, menjelaskan bahwa perguruan tinggi berbadan hukum memiliki keleluasaan lebih dalam mengelola anggaran. Keleluasan ini harus diimbangi dengan kemampuan perguruan tinggi dalam menciptakan pendapatan secara mandiri melalui aset yang dimilikinya.
Sementara itu, Mohamad Sulton Arifin, Direktur Sumber Daya Manusia UNESA, menyoroti pentingnya pengembangan SDM sebagai salah satu pilar utama dalam transformasi PTN-BH. Menurutnya, peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM, baik dosen maupun tenaga kependidikan, menjadi kunci dalam memastikan keberlanjutan inovasi dan daya saing universitas.
Hibowo dan Nuri Susilawati dari Subdirektorat Anggaran dan Perencanaan UNESA, turut menambahkan bahwa perencanaan anggaran memegang peranan krusial dalam mendukung transformasi PTN-BH. Perencanaan anggaran harus dilakukan secara matang dan berbasis data.
“Proyeksi pendapatan dari setiap unit kerja menjadi dasar utama dalam menyusun RKAT. Dengan demikian, setiap unit kerja tidak hanya berperan sebagai pengguna anggaran, tetapi juga sebagai generator pendapatan untuk mendukung kemandirian finansial sebagai PTN-BH,” ujar Nuri Susilawati.
Diskusi ini menjadi momentum penting bagi kedua universitas untuk saling berbagi pengalaman dan wawasan. Untan berharap pengalaman dan strategi dari UNESA sebagai bahan memantapkan persiapan menjadi PTN-BH.[*]
***
Reporter: Mochammad Ja’far Sodiq (FIP)
Editor: @zam*
Foto: Tim HUMAS UNESA
Share It On: