www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA—Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menghelat sosialisasi tahap dua tentang Science Direct Scopus Elsevier bersama Dr. Johan Jang, Customer Consultant di Elsevier South Asia di Lantai 4 Gedung Y Perpustakaan Pusat Unesa Kampus II Lidah Wetan, pada Kamis, 7 Desember 2023.
Drs. Suroto, M.A., Ph.D., selaku Kepala UPT Perpustakaan UNESA mengungkapkan, sosialisasi ini bertujuan untuk memperkenalkan bahwa Unesa sudah berlangganan baik melalui Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi juga berlangganan sendiri.
Saat ini, Unesa sudah memiliki dua paket, yaitu Science Direct dan Scopus. UNESA, lanjutnya, berusaha untuk maju satu langkah lagi. Tidak hanya merasa memiliki, tetapi juga akan memasuki tahap memilih jurnal yang tepat dan menghindari publikasi predatory.
“Harapan saya, ini satu step lagi lebih maju, tidak hanya memiliki jurnal yang keren tetapi kita bisa memanfaatkan untuk UNESA satu langkah di depan,” ucapnya.
Johan Jang, memaparkan bahwa Science Direct adalah satu website tempat pengguna bisa menemukan jurnal dan buku-buku. Sedangkan Scopus adalah hybrid antara database dan juga analytics.
Civitas UNESA bisa mengunduh berbagai jurnal atau buku karena sudah berlangganan. “Bebas aja, mau bapak ibu cari cari dulu artikelnya dibaca online boleh atau mau di unduh dulu kemudian nanti dibacanya belakangan juga silahkan,” ujarnya.
Sosialisasi ini juga membahas tentang bagaimana memilih jurnal dan menghindari publikasi predatory. Johan Jang menjelaskan bahwa saat ini apa yang terjadi adalah di dunia akademik publishing, ada satu masalah, yaitu Unethical practices.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam dunia akademik publishing. yang pertama adalah fenomena ‘Fake atau Cloned Journals’. Ini adalah praktek di mana pihak tertentu melakukan kloning dari jurnal aslinya.
Biasanya, jurnal yang menjadi target adalah jurnal yang sudah lama terindeks Scopus dan memiliki tampilan yang kurang modern. Pihak-pihak ini kemudian mengkloning website jurnal tersebut dan memberikan tampilan yang lebih modern, sehingga menarik bagi peneliti.
Selain itu, ada juga fenomena ‘Predatory Journals’. Jurnal-jurnal ini memiliki satu tujuan, yaitu uang dan profit. Bagi mereka, artikel ilmiah hanyalah komoditas. Mereka tidak peduli tentang kualitas artikel, yang penting adalah submit dan dalam beberapa hari artikel peneliti langsung terbit tanpa ada proses review terlebih dahulu.
Kedua fenomena ini sangat merugikan bagi peneliti dan dunia ilmu pengetahuan pada umumnya. Oleh karena itu, penting bagi peneliti untuk selalu berhati-hati dalam memilih jurnal untuk menerbitkan hasil penelitiannya.
Selalu pastikan bahwa jurnal tersebut kredibel dan tidak termasuk dalam kategori ‘Fake atau Cloned Journals’ dan ‘Predatory Journals’. Sosialisasi ini diharapkan dapat membantu Unesa untuk lebih memanfaatkan Science Direct dan Scopus serta mencegah terjadinya publikasi predatory.[]
***
Reporter: Sindy Riska
Fotografer: Tim Humas
Editor: @zam Alasiah*
Share It On: