www.unesa.ac.id
Prosesi gunting pita oleh Prof. Djodjok, didampingi jajaran pimpinan fakultas diantaranya Wakil Dekan 3 FBS Unesa Dr. Syamsul Sodiq, Kajur Desain Dr. Dody Doerjanto, serta Kaprodi Desain Grafis Marsudi, M.Pd dilanjutkan mengelilingi tiap-tiap stand karya mahasiswa. Dari beberapa stand, yang cukup mencuri perhatian adalah karya dari Farhan Noortsany berjudul WITA (Waktu Indonesia Taat Aturan). Karya tersebut di ilhami dari adanya fenomena masyarakat Indonesia yang sering melanggar aturan lalu lintas sehingga terciptalah sebuah gerakan WITA berisikan video animasi tentang UU Lalu Lintas beserta sanksi-sanksi yang didapatkan jika melanggar. Karya yang juga menginspirasi adalah papan permainan (Board Game) dolanan jaranan yang dibuat untuk melestarikan permainan tradisional. Menurut Nulat Priyatama, permainan tersebut dia rancang sekaligus untuk melatih motorik dan pengetahuan anak dalam hal kesenian daerah seperti Kendang, Saron, Bonang dan lain sebagainya.
Sementara Ketua Panitia Afifuddin Latif menampilkan karya branding Pahlawan Ekonomi Surabaya dengan menggelorakan semangat wirausaha mandiri untuk mendorong kemajuan kualitas ekonomi kerakyatan. Ibunda Afif, Seniwati yang juga hadir dalam pameran tersebut mengaku bangga melihat karya anak bungsunya. “Afif memang memiliki bakat seni menggambar sejak duduk dibangku SMP dan memilih kuliah di Desain Grafis Unesa sesuai cita-citanya sejak kecil, kata Seniwati”. Acara Paradesia terdiri dari serangkaian acara mulai workshop sepatu lukis, gelang macramé, live mural, lomba desain poster tingkat SMA, talkshow dengan narasumber Alek Kowalski Founder Sunday Market, orchestra Tiwul Brasswood dan tari dari Jurusan Sendratasik FBS Unesa. (vin/why)
Share It On: