www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA-Jurnal ilmiah merupakan publikasi ilmiah yang diterbitkan secara berkala serta sebagai media komunikasi ilmiah dengan fokus pada bidang ilmu tertentu. Fungsi dari jurnal penelitian sendiri yakni memberi inspirasi pelaksanaan penelitian, penentuan posisi penelitian, dan menjadi rujukan atau sitasi.
Publikasi sangatlah penting bagi mahasiswa, dosen maupun lembaga. Karena itu, banyak yang mengejar publikasi ilmiah baik untuk jurnal nasional maupun internasional. Bagi yang hendak atau sedang mengerjakan riset dengan tujuan publikasi jurnal terindeks Scopus, ada baiknya mencermati beberapa tip dari para pakar yang dibeberkan dalam Webinar Publikasi Ilmiah: Kiat Sukses Tembus Jurnal Terindeks Scopus yang diselenggarakan Kelurahan LPDP UNESA pada Sabtu (21/08/2021).
Prof. Dr. Warsono, M.S, Guru Besar UNESA mengatakan bahwa yang harus dilakukan adalah: pertama, menemukan dan menentukan jantung penelitian. Jantung penelitian, lanjutnya, terkandung dalam rumusan masalah atau Research Question (RQ). Bagaimana cara menentukan itu? Bisa lewat kajian literatur.
Apa yang ditemukan dalam literatur kemudian ditarik ke fakta. Apakah ada jarak antara fakta dan teori dalam literatur? Nah, dari situ ‘jantung penelitian’ bisa ditemukan. “Layak atau tidaknya suatu penelitian juga dapat dilihat dari situ,” jelasnya. Kedua, memperhatikan logical sequence atau urutan logis dalam penelitian. Mulai dari latar belakang hingga kesimpulan harus runtun dan terarah.
Ketiga, menentukan metode penelitian sehingga dapat memperoleh dan menganalisis data yang bisa dipertanggungjawabkan secara rasional dan dapat diuji kebenarannya. “Metode penelitian tidak sekadar metode, tetapi benar-benar metode yang andal untuk tujuan penelitian kita,” ujarnya.
Keempat, RQ untuk menentukan desain penelitian. “RQ dalam penentuan desain penelitian harus jelas antara rumusan masalah dan teknik analisis datanya,” imbuhnya. Kelima, tips dari Nadi Suprapto, Ph.D., CIQaR, CIQnR, Ketua Departemen Riset Peneliti Indonesia Maju, yakni dengan membuat judul karya ilmiah yang menarik sehingga editor penasaran.
Keenam, menggunakan multiple statistics untuk penelitian kuantitatif. Data boleh minimalis, asalkan teknik analisisnya kekinian. “Jika pakai kuantitatif, maka data dari angket jangan dianalisis dengan deskriptif, tapi sekarang eranya EFA, CFA, SEM, dan lainnya,” tuturnya. Ketujuh, menyajikan representasi dan memahami betul scope jurnal. Kedelapan, membangun komunikasi yang bagus untuk meyakinkan editor. Itu beberapa tip-nya, tetap semangat dan semoga berhasil. (Madina/zam)
Share It On: