
Fashion Show menjadi ajang unjuk karya busana para desainer muda berbakat Fakultas Vokasi Unesa.
Unesa.ac.id., SURABAYA—Aristovance 3rd Annual Fashion Show kembali digelar dengan kemegahan di Chameleon Hall, Tunjungan Plaza 6 Lantai 5, pada Sabtu, 22 Februari 2025. Acara tahunan ini menjadi ajang unjuk kreativitas mahasiswa Prodi D-4 Tata Busana, Fakultas Vokasi (FV)Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dengan menampilkan 42 desainer, 84 look, dan sembilan tema yang mengangkat kemewahan aristokrasi dari berbagai kerajaan di dunia.
Acara ini merupakan puncak dari gelar cipta mahasiswa angkatan 2021 yang mengambil tema Aristovance, sebagai syarat kelulusan, selain tugas akhir berbentuk penelitian.
Irma Russanti, Koordinator Prodi D-4 Tata Busana Unesa, menjelaskan bahwa setiap mahasiswa merancang busana pesta atau evening gown dengan konsep couple yang berbeda dalam setiap kelompoknya.
“Kami berharap mereka (mahasiswa, red) bisa menjadi desainer yang percaya diri dan diperhitungkan di industri fashion, baik di Surabaya maupun skala nasional,” ujar Irma.
Ia juga menambahkan bahwa warna-warna yang digunakan dalam koleksi tahun ini sangat beragam, mulai dari ivory, black, hingga dark purple, yang menggambarkan kekayaan visual dari tema aristokrasi yang diangkat.

Karya yang dihasilkan desainer muda berbakat Fakultas Vokasi Unesa siap bersaing di dunia industri fashion.
Ketua pelaksana, Deajay Nabila menyebut bahwa acara ini bukan sekadar peragaan busana, tetapi juga bukti bahwa industri fashion terus berkembang dan memberi ruang bagi para desainer muda.
“Kami berharap acara ini menjadi inspirasi dan langkah awal bagi mahasiswa untuk terus berkarya di industri fashion,” ujarnya.
Dekan Fakultas Vokasi Unesa, Suprapto menekankan, Aristovance bukan sekadar fashion show, melainkan wadah inovasi bagi mahasiswa dan dosen di lingkungan Vokasi.
“Di Vokasi, inovasi adalah kunci. Makanya, sejak dua angkatan terakhir, D-4 Tata Busana Unesa memiliki tingkat kelulusan tepat waktu sebesar 100%,” ungkapnya.

Pimpinan Vokasi dan Unesa berkomitmen meningkatkan kreativitas mahasiswa, dan mendorong karya mahasiswa masuk pasar salah satunya melalui teaching factory.
Lebih lanjut, Suprapto mengungkapkan, pada tahun 2024, Fakultas Vokasi telah mendirikan teaching factoryTata Busana bernama Fasdeva (Fashion Design Vokasi Unesa), yang menjadi wadah komersialisasi hasil karya mahasiswa dan dosen.
“Kami sudah kedatangan tamu dari Jakarta yang langsung memborong karya mahasiswa, dan sekarang kami sedang mempersiapkan langkah untuk go international,” tambahnya.
Wakil Rektor IV Unesa, Dwi Cahyo Kartiko dalam sambutannya memberikan apresiasi dan mengungkapkan rasa haru atas antusiasme mahasiswa dan dukungan orang tua.
“Orang tua seringkali memiliki kekhawatiran saat anaknya memilih jalur vokasi. Namun, hari ini kita bisa membuktikan bahwa mahasiswa D4 Tata Busana Unesa mampu menciptakan karya monumental yang membanggakan,” ujarnya.

Legenda Persebaya dan mantan pemain sepak bola nasional, Bejo Sugiantoro dan keluarga menghadiri gelar karya anaknya, Aisyah Rachma Al Baja, mahasiswi D-4 Tata Busana Unesa.
Dukungan orang tua juga terlihat dari kehadiran Bejo Sugiantoro, legenda Persebaya dan mantan pemain sepak bola nasional sekaligus ayah dari salah satu mahasiswa yang meraih Best Sewing, Aisyah Rachma Al Baja.
Ia mengaku bangga dengan pencapaian anaknya meskipun awalnya sang anak sempat ragu. “Awalnya ia hampir menangis saat diminta kuliah tata busana. Tapi alhamdulillah, hasil karyanya luar biasa. Apalagi ibunya juga seorang desainer, jadi kami sepenuhnya mendukung,” kata Bejo.
Ia juga menyebut bahwa anaknya akan berkolaborasi dengan sang adik yang merupakan seorang Makeup Artist (MuA), untuk merintis usaha di industri fashion dan kecantikan.
Fashion show ini juga mendapat apresiasi dari para juri, salah satunya Yunita Kosasih, perwakilan dari Indonesia Fashion Chamber (IFC) Surabaya.
“Setiap tahun kualitasnya semakin membaik. Ada peningkatan signifikan dari koleksi yang ditampilkan,” katanya.
Ia menilai bahwa mahasiswa Unesa mampu menghadirkan desain yang tidak hanya indah secara estetika, tetapi juga memiliki konsep yang kuat dan inovatif. [*]
***
Reporter: Prismacintya (FBS)
Editor: @zam*
Dokumentasi: Tim Humas Unesa
Share It On: