www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA-Pengembangan dan penguatan kelembagaan terus dilakukan Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Kemarin, Kamis, 28 Oktober 2022, Kampus ‘rumahnya para juara’ menyelenggarakan diskusi kelompok terpumpun dengan tema “Pendidikan Kesehatan Menghadapi Era Disrupsi dan Pasca-pandemi Global” di Rektorat, Kampus Lidah Wetan, Surabaya.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan di Beijing-Republik Rakyat Tiongkok, Yudil Chatim, SKM., hadir sebagai pembicara yang ditemani dr. Ivan Rovian, M.Kp., sebagai moderator. Dalam pemaparannya, Yudil Chatim mengatakan penguatan kelembagaan dimulai dari menjembatani perbedaan kebudayaan, inilah yang menjadi bagian dari programnya di Atase Pendidikan dan Kebudayaan.
Pilar Pendidikan (Solutif)
Dari itulah link and match antara pendidikan dan kebudayaan menghasilkan pendidikan yang solutif. Pendidikan yang solutif bisa diwujudkan dalam tiga program kerja unggulan yaitu kebudayaan, pendidikan, dan ristek.
Untuk pilar kebudayaan, diwujudkan dalam bentuk, 1) penguatan dan pengembangan Confucius Institute di 6 universitas ternama di Indonesia, 2) penambahan dan pengembangan model kolaborasi sister Indonesia-Tiongkok, 3) penguatan Indonesia Center di Tiongkok, dan 4) peningkatan peran media dan industri.
Kemudian, pilar pendidikan berupa, 1) pengembangan kolaborasi corporate University Indonesia-Tiongkok, 2) pengiriman lebih banyak pelajar Indonesia ke Tiongkok, 3) penguatan peran alumni dan jejaringnya dalam Ranah pendidikan, budaya, riset dan teknologi Di Indonesia.
Lalu, pilar ristek diwujudkan lewat, 1) memperbanyak kolaborasi ristek antar Perguruan tinggi Indonesia-Tiongkok, 2) penguatan kolaborasi ristek antara Perguruan tinggi Indonesia-Tiongkok dengan model corporate university, 3) peningkatan peran R=ristek dalam pembinaan UMKM/kewirausahaan bagi peserta didik Sebagai young entrepreneur.
Dia melanjutkan, ini semua dapat terwujud dengan peran dan kolaborasi multistakeholder. Konsep multi-stakeholder ini disebut ABGCM (Academics, Business, Government, Community, Media). “Semoga di era industri 5.0 kualitas manusia dapat meningkat untuk menyongsong bonus demografi baik pola pikir, kesehatan, dan pendidikan,” harapnya.
www.unesa.ac.id
Perkuat Link di Tiga Negara
Acara ini dibuka oleh Wakil Rektor Bidang akademik Prof. Dr. Bambang Yulianto, M.Pd. Guru Besar di Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) itu mendorong seluruh jajaran untuk memperkuat link dengan Atas Pendidikan dan Kebudayaan di Beijing. Salah satu diantara yang bisa dilakukan yaitu penguatan untuk mendukung program studi (prodi) Kedokteran fokus muatan lokal Olahraga.
Di China banyak perguruan tinggi yang memiliki rumah sakit dan ada ratusan rumah sakit yang bisa di-link-an dengan UNESA. “Ini adalah nilai positif, karena ketika mendirikan prodi baru khususnya kedokteran harus ada universitas yang memiliki prodi kedokteran, punya rumah sakit minimal dua atau tiga. Ini yang kita bidik yang di China, Australia dan Amerika, paling tidak lebih dari dua lebih bagus,” bebernya. [HUMAS UNESA]
Penulis: Riska Umami
Editor: @zam Alasiah*
Share It On: