![](/images/foto-26-10-2021-09-42-29-4727.png)
www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA-Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan tulang punggung perekonomian masyarakat. Mereka harus terus didorong lewat berbagai bentuk program dan kegiatan, salah satunya bisa lewat program pendampingan seperti yang dilakukan tim dosen Universitas Negeri Surabaya kepada mitra, UMKM Laris Manis di Margorejo, Kecamatan Wonocolo, Surabaya.
Laris Manis merupakan salah satu UMKM yang bergerak dalam bidang produksi minuman sari kedelai rempah di Kota Surabaya. Selama pandemi mengalami penurunan angka penjualan dan pendapatan. Agar tetap bertahan bahkan terus berkembang, perlu langkah strategis baik dalam ranah produksi, manajemen maupun pemasaran.
Untuk meningkatkan produktivitas UMKM tersebut, tim dosen UNESA yang terdiri dari Dr. Prima Retno W., M.Si., Dr. Nuniek Herdyastuti, M.Si., Prof. Dr. Sari Edi C, M.Si., Dr. Amaria, M.Si., Dr. Joko Suwito, M.Pd. dan Dr. Sri Setyo Iriani, M.Si., mengemas program pendampingan itu dalam berbagai bentuk kegiatan; ada penyuluhan, pelatihan dan penyerahan mesin karya dosen UNESA.
Penyuluhan dilaksanakan pada Selasa, 19 Oktober 2021 di Gedung FMIPA UNESA Kampus Ketintang yang dihadiri jajaran pemilik UMKM tersebut. Ketua PKM, Prima Retno menyatakan bahwa salah satu faktor yang menentukan kemajuan UMKM adalah kualitas produk. Produk yang punya ciri khas, berkualitas dan punya khasiat adalah yang dicari para customer.
Produk tidak hanya mengutamakan sisi enak dan segarnya saja, tetapi juga sisi khasiat dan kesehatannya. “Kalau sari kedelai yang unggul, bahan-bahan dan prosesnya bagus, tentu akan mudah dicari pelanggan,” ujarnya.
Ia juga memaparkan bahwa sari kedelai memiliki banyak khasiat, hasil penelitian menunjukkan, minuman tersebut ternyata bisa meningkatkan imunitas. Jika ditambah dengan rempah-rempah seperti jahe dan kayu manis, khasiatnya semakin bagus untuk kesehatan. “Bahan-bahan ini mengandung antioksidan yang tinggi dan sederet kandungan lain yang baik bagi kesehatan,” terangnya.
Pada kesempatan itu, peserta juga mendapat pengetahuan tentang teknik pembuatan sari kedelai yang higienis, cara packaging yang menarik dan bersaing, manajemen produksi dan pendapatan usaha, serta strategi pemasaran yang efektif dan tepat sasaran.
Indri, pemilik UMKM Laris Manis menyatakan bahwa pihaknya merasa senang dengan adanya program pendampingan tersebut. Selain dapat meningkatkan kualitas produk, juga paling penting adalah tingkat higienitas produk pun bisa makin bagus.
“Saya jadi tahu jenis-jenis plastik mana yang boleh untuk produk saya, mana yang harus dihindari, ternyata banyak. Banyak ilmu yang baru dan berguna bagi kami,” ujarnya usai mengikuti penyuluhan.
Selain penyuluhan itu, tim dosen UNESA juga merancang mesin khusus pemecah dan pemisah kulit kedelai untuk mempercepat proses produksi sari kedelai yang sebelumnya memakan banyak waktu. Dengan mesin tersebut, proses produksi semakin cepat dan prosesnya bisa dilakukan dalam skala besar. Agar mitra bisa menggunakan mesin tersebut dengan maksimal, dosen UNESA sebelumnya juga memberikan pelatihan pengoperasian mesin tersebut.
Dengan berbagai pelatihan dan penyuluhan itu, Prima Retno berharap dapat mendorong perkembangan dan kemajuan UMKM Laris Manis. Proses produksinya makin bagus, manajemennya rapi dan pemasarannya pun menjangkau banyak kalangan. Ke depan, pihaknya akan terus melakukan koordinasi dan berikan pendampingan secara berkala. “UNESA akan terus berkontribusi untuk kemajuan UMKM tanah air. Terus mencarikan solusi berbasis inovatif dengan sentuhan teknologi,” tuturnya. [Humas UNESA]
Share It On: