Unesa.ac.id, SURABAYA—Prof. Dr. Budiyanto, M.Pd., dosen Pendidikan Luar Biasa (PLB), Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Universitas Negeri Surabaya (UNESA) mendapat penganugerahan “Tokoh Pendidikan Indonesia” pada gelaran Forum Fakultas Ilmu Pendidikan–Jurusan Ilmu Pendidikan (FIP-JIP) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) pada Rabu (5/7/2023) lalu.
Penganugerahan ini merupakan bentuk penghormatan secara nyata dan luar biasa Kemendikbudristek kepada para dosen di Indonesia. Hal ini dilakakukan sebagai apresiasi dosen yang telah melaksanakan kegiatan tridarma perguruan tinggi dan menghasilkan prestasi yang membanggakan.
Sehingga prestasi yang diraih memberikan manfaat yang signifikan bagi kemajuan peningkatan kualitas akademik dan institusional.
Budiyanto merupakan dosen Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa (SGPLB) Negeri Surabaya sejak 1982 yang pada tahun 1995 bergabung dengan UNESA. Berfokus pada bidang pendidikan inklusif, dia memulai karir di bidangnya sejak 1983.
Ketertarikannya dalam pendidikan inklusif berawal dari inisiatif pendidikan anak berkubutuhan khusus, semuanya harus dibedakan. “Padahal anak berkebutuhan khusus tidak harus di SLB, bisa juga di sekolah konvensional karena tingkatan disabilitas punya tingkatannya,” jelasnya.
www.unesa.ac.id
Pada tahun 2009, Budiyanto juga menjadi awal lahirnya Permendiknas No 70 Tahun 2009 Tentang Pendidikan Inklusif bagi Beserta Didik yang memiliki kelainan dan peserta didik yang memiliki kecerdasan dan/atau bakat istimewa.
Berbagai riset dan penelitian telah dia lakukan bersama pakar-pakar internasional untuk mengimplementasikan beberapa kebijakan pendidikan inklusif dari berbagai dunia. Dalam konteks implementasi pendidikan inklusif di perguruan tinggi, pada tahun 2016, Budiyanto menjadi anggota tim Pendidikan Khusus Belmawa Dikti sampai sekarang.
Dia juga terlibat langsung dalam perumusan Permenristek Dikti No 46 Tahun 2017 tentang Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus di Perguruan Tinggi, yang mana substansinya tentang bagaimana implementasi Pendidikan Inklusif di Perguruan tinggi.
“Sejak itu sampai saat ini Direktorat Belmawa Dikti secara konsisten menyelenggarakan bimtek Pendidikan inklusif untuk dosen di perguruan Tinggi. Banper pengembangan inovasi pembelajaran bagi mahasiswa berkebutuhan khusus/disabilitas dan asistif teknologi di Perguruang Tinggi, serta bantuan beasiswa bagi mahasiswa disabilitas,” bebernya.
Berkat prestasinya, guru besar kelahiran Sleman ini sekarang menjadi Kepala Seksi Pengembangan Produk Teknologi dan Inovasi Disabilitas yang berupaya secara bertahap mengoptimalkan implementasi pendidikan inklusif di pergutuan tinggi khususnya UNESA.
Berkat dedikasinya juga, kini UNESA juga mendapatkan penghargaan sebagai “Perguruan Tinggi Peduli Disabilitas” dari Kemendikbudristek. “Alhamdulillah berkat dorongan semua pihak, penganugerahan ini menjadi hasil dari dedikasi, totalitas, konsistensi dan tanggung jawab para pakar pendidikan Indonesia (red),” tuturnya.
Dia berharap dapat mendorong kemajuan pendidikan inklusif di perguruan tinggi dengan melalui terobosan riset dan inovasi yang lebih maksimal. Tujuannya untuk menciptakan lingkungan akademik yang lebih inklusif, yang mana semua individu, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus, dapat mendapatkan akses yang setara terhadap pendidikan tinggi. []
***
Penulis: Mohammad Dian Purnama
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Prof. Dr. Budiyanto, M.Pd
Share It On: