www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, Surabaya - Rasa jenuh terkadang dialami oleh atlet remaja Sentra Latihan Olahragawan Muda Potensial Nasional (SLOMPN) Unesa. Maklum, dengan jadwal latihan yang padat, dan jauh dari orang tua, para atlet kadang merasakan jenuh denga rutinitas yang dijalani.
Salah satunya dikemukakan Syabilla Rihhadatul Alfathunisa (15) atlet panahan asal DKI Jakarta yang terpilih bergabung di SLOMPN Unesa.
Syabilla mengaku tidak mengalami kendala serius ketika bergabung menjadi peserta SLOMPN Unesa di Surabaya. Dia selalu disiplin dalam membagi waktu antara berlatih dan belajar, agar prestasi akademiknya tidak ketinggalan.
“Dari pagi sampai sore latihan dan malamnya belajar, kalau minggu kan libur Latihan, kita belajar,” tambah siswa kelas tujuh Labschool Unesa itu.
Dia mengatakan, jika merasa jenuh, biasanya melakukan aktivitas dengan bermain game, atau berjalan-jalan ke pusat perbelanjaan sekitar kampus Unesa. Terkadang, dia juga sharing dengan teman yang sama-sama menjalani pelatihan di SLOMPN Unesa.
“Kalau jenuh saya biasanya bilang ke guru, dan gurunya akan mengajak bermain seperti ada game. Kelas tujuh ada panahan, renang dan taekwondo,” tambahnya.
Syabilla mengaku, dengan bermain atau jalan-jalan ke pusat perbelanjaan, rasa jenuh pun akan sirna. Dia pun mengaku tetap berkonsentrasi untuk selalu mengikuti materi dari para pelatihnya.
Syabilla mengaku, dalam olaharga memanah, dibutuhkan kemampuan menyatu dengan alam.
Hal itu harus terus diasah untuk meningkatkan kepakaan dan feeling ketika membidik ke target sasaran. Selain berlatih secara tekun dan disiplin, dia harus menjalani meditasi, agar bisa membaca arah angin, ketika bertanding di lapangan.
“Itu sangat penting kemampuan membaca arah angin, agar kita tetap bisa membidik dengan tepat sasaran,” tegasnya.
Hal yang sama juga dialami atlet taekwondo, Nimas Ayu Alexandria. Menurut dia, rutinitas latihan dan jauh dari orang tua juga kerap membuat dia mengalami kejenuhan. Beruntung, tempat tinggalnya di Sidoarjo tergolong dekat, sehingga dia kerap didatangi orang tua dan saudaranya.
“Ya, paling sharing dan kalau nanti orang tua datang juga bisa ngobrol. Gitu aja, kalau sudah begitu sudah nggak ada kejenuhan,” tambahnya.
Sementara itu, atlet SLOMPN Unesa lainnya, Kavka Zhafif Putrawitama mengaku mengatasi kejenuhan dengan melihat tayangan youtube atlet idolanya. Dengan begitu, selain mencari hiburan, dia juga bisa menambah ilmu dan mempraktikkan tendangan dan teknik yang dilihatnya.
Pelatih taekwondo SLOMPN Unesa, Sanim Dedy, mengaku sebagai pelatih dia terus memantau perkembangan anak didiknya baik fisik dan mental. Dia menyadari, anak-anak yang masih muda dan jauh dari orang tua kerap mengalami rasa jenuh.
Karena itu, Dedy mengajarkan agar semua atlet didikannya terbuka. Mencurahkan semua kendala yang dialami, sehingga mereka tetap konsentrasi latihan dan meraih hasil yang maksimal. (prs/sir)
Share It On: