Direktur PMPK, Kemendikti Saintek, Baharudin mencoba langsung Quranic Recitation Virtual Reality, salah satu inovasi UNESA di bidang disabilitas.
Unesa.ac.id., SURABAYA—Universitas Negeri Surabaya (UNESA) melalui Disability Innovation Center (DIC) dan Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus (PMPK) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi mengadakan pertemuan di Meeting Room, lantai 8, Gedung Rektorat, Kampus II Lidah Wetan, pada Jumat, 22 November 2024.
Pertemuan ini dalam rangka benchmarking tata kelola layanan dan inovasi bidang disabilitas. Ketua Asosiasi Profesional Ortopedagogik Indonesia (APOI), Sujarwanto menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu program unggulan UNESA yang digagas oleh Pusat Unggulan Iptek (PUI) di bidang disabilitas.
“Melalui kegiatan ini, kami berharap pihak PMPK dapat memberikan masukan dan saran yang konstruktif untuk pengembangan program-program kami di bidang pendidikan khusus dan inklusif,” ucapnya.
Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Bahrudin menyampaikan, kehadirannya bersama tim dalam rangka penguatan sinergi berkelanjutan antara PMPK dan UNESA dalam mengembangkan pendidikan khusus dan layanan inklusif.
Pertemuan ini juga terkait penyusunan peta jalan pendidikan inklusif yang melibatkan pakar UNESA sebagai tim pengarah dan ketua.
Menurutnya, kegiatan ini mencerminkan sinergis antara akademisi dan pemerintah, yang tidak hanya memperkuat konsep keilmuan, tetapi juga menghasilkan kolaborasi yang strategis.
“Kami berharap diskusi ini dapat menciptakan inovasi baru untuk meningkatkan pendidikan khusus dan inklusif, sehingga manfaatnya dapat dirasakan lebih luas oleh masyarakat, khususnya penyandang disabilitas,” ujarnya.
Ia juga menyoroti pentingnya keterampilan vokasional dalam pendidikan khusus. Paradigma baru yang sedang pihaknya rancang adalah mengintegrasikan keterampilan vokasional ke dalam pendidikan khusus.
Hal ini bertujuan agar peserta didik tidak hanya memiliki pengetahuan akademik, tetapi juga keterampilan yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja.
Pada kesempatan ini, Disability Innovation Center (DIC) UNESA memaparkan produk unggulannya seperti Jobdis, Fun Bigbook, dan Quranic Recitation Virtual Reality. Ketiga produk ini dirancang untuk memberikan solusi inovatif dalam mendukung kebutuhan pendidikan dan pengembangan potensi penyandang disabilitas.
Jobdis merupakan platform untuk membantu penyandang disabilitas terhubung dengan peluang kerja sesuai dengan kemampuan dan minat mereka.
Pertemuan ini menjadi kesempatan bagi UNESA untuk mendapatkan masukan dari Direktorat PMPK guna pengembangan layanan dan inovasi disabilitas di kampus �Rumah Para Juara.�
Sementara, Fun BigBook merupakan media pembelajaran interaktif yang dikembangkan untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Buku ini dilengkapi dengan visual menarik, konten edukatif dan menggunakan bahasa isyarat manual untuk menyoroti kata-kata kunci dalam kalimat lisan.
Selanjutnya, Quranic Recitation Virtual Reality ialah alat bantu inovasi pembelajaran dan teknologi bantu untuk mahasiswa berkebutuhan khusus. Tujuannya sebagai media bacaan Al-Qur’an, media gerakan berwudhu dan animasi terkait gerakan sholat bagi anak penyandang disabilitas sensorik tunarungu dan tunawicara.
Ketiga inovasi ini menunjukkan komitmen UNESA dalam menciptakan solusi nyata yang memberdayakan penyandang disabilitas, baik dalam aspek pendidikan, karir, maupun spiritual. Produk-produk ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dan memperkuat posisi UNESA sebagai pusat unggulan di bidang disabilitas.
Sebagai tambahan, Vinda Maya Setianingrum, Direktur Humas dan Informasi Publik, serta para jajaran akademisi pendidikan inklusif dan khusus. acara dihadiri Mukhlis Mansur, Kepala Subdirektorat Program dan Evaluasi di Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus (PMPK), Budiyanto, Ketua Disability Innovation Center (DIC) UNESA dan jajarannya serta dosen Pendidikan Luar Biasa atau Pendidikan Inklusif. [*]
***
Reporter: Mochammad Ja’far Sodiq (FIP)
Editor: @zam*
Foto: Tim HUMAS UNESA
Share It On: