Unesa.ac.id, Surabaya—“Sebenarnya saya tidak menyangka bisa terpilih sebagai lulusan terbaik FMIPA, tapi bersyukur kepada Allah SWT telah memberikan rezeki tersebut. Tentunya saya juga mengucapkan terima kasih kepada bapak dan ibu yang senantiasa mendoakan ketika saya hendak kembali ke Surabaya,” itulah ungkap Risyalatul Fariska. Ia berhasil menyelesaikan program sarjana dan dinobatkan sebagai wisudawan terbaik FMIPA.
Mahasiswa yang pernah meloloskan proposal PMW dan Penelitian Mahasiswa LPPM di tahun 2016 tersebut menjelaskan proses perjalanannya sehingga bisa menjadi yang terbaik di fakultasnya. “Ketika kuliah berkomitmen keras untuk membagi waktu dan menyelesaikan tugas tepat waktu tanpa harus menunda-nunda,” papar wisudawan Prodi Pendidikan IPA angkatan 2013 tersebut.
Wisudawan kelahiran Mojokerto, 14 Juli 1995 ini menuturkan ‘rasa malas’ pasti menjadi kendala utama ketika menjadi mahasiswa. Wisudawan yang juga mahasiswa bidik misi ini memberikan tips untuk mengatasinya. “Saya biasanya membuat timeline kegiatan yang harus saya kerjakan ketika pulang kuliah, mengajar les dan berorganisasi di HMJ IPA sebagai anggota Departemen Saintek 2015/2016.
Meskipun ada beberapa yang belum tercapai, hal itu akan dievaluasi agar kedepannya bisa diminimalisir,”ujarnya. Rutinitas seperti itu harus Fariska alami selama 6 semester. “Meskipun kadang saling bertabrakan dan begadang tengah malam itulah konsekuensinya yang harus saya alami,” canda wisudawan yang juga alumni SMAN 1 Sooko Mojokerto.
“Implementasi Blended Learing pada Materi Pemanasan Global untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa” merupakan judul skripsi yang sudah Fariska tuntaskan untuk medapat gelar sarjana. Blended Learning merupakan gabungan pembelajaran online dan face to face di kelas. Menurutnya, pembelajaran ini sudah banyak diterapkan di PTN tapi masih jarang sekali diterapkan di tingkat SMP. “Kebetulan di SMP tempat saya PPL baru akan menerapkan Blended Learing tersebut, sehingga ide saya terpacu untuk melakukan penelitian tentang hal tersebut,” ujar Fariska.
Dalam proses pengerjaan bukannya tanpa hambatan, kesulitan ia alami ketika mengembangkan ide penelitiannya. “Alhamdulillah saya beruntung adanya Dr. Erman, M.Pd sebagai pembimbing saya. Meskipun jadwal beliau padat, saya tetap sabar menunggu untuk dapat bimbingan dan hasilnya pun tidak sia-sia,” terang Fariska ketika diwawancarai oleh reporter Humas Unesa.
Wisudawan dari pasangan Jumanto dan Sugiati ini mengungkapkan impiannya untuk bisa mengikuti LPDP guna melanjutkan studi S2. Sayangnya, ketika dia lulus waktu pendaftaran LPDP sudah ditutup untuk PTN dalam negeri. “Jadi InsyaAllah akan mencoba tahun depan,” pungkasnya. Saat ini Fariska tengah mempersiapkan TOEFL agar bisa lolos administrasi LPDP dan mencari kerja untuk bekal pengalaman di dunia kerja. (Suryo)
Share It On: