Unesa.ac.id, Surabaya—Pintar, cerdas, dan berprestasi inilah yang pantas digelarkan kepada Binar Kurnia Prahani. Pria muda kelahiran Banyuwangi, 13 Mei 1990 tersebut meraih gelar doktornya dengan usia 27 tahun. Disertasinya yang berjudul Model Collaborative Problem Based Physics Learning (CPBPL) untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains, Keterampilan Pemecahan Masalah Kolaboratif, dan Kepercayaan Diri Siswa SMA mendapatkan IPK hampir sempurna yakni 3,97 dengan predikat pujian.
Hasil pencapaiannya tergolong tidak mudah. Untuk menemukan masalah dalam Sains perlu pengkajian berulang-ulang supaya mengetahui permasalahan apa saja yang dirasakan oleh siswa selama mendapatkan mata pelajaran Sains. Berangkat dari permasalahan itu jika tidak memahami dan menerapkan Keterampilan Proses Sains (KPS) proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik apapun kurikulumnya. Setelah banyaknya pengkajian yang dilakukannya ternyata penggunaan KPS sekarang sudah rendah, untuk itu Binar melakukan penerapan Model Collaborative Problem Based Physics Learning (CPBPL) untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains, Keterampilan Pemecahan Masalah Kolaboratif, dan Kepercayaan Diri Siswa.
Benar kata pepatah Kegagalan disebabkan oleh dua hal, yakni orang yang berpikir tetapi tidak pernah bertindak dan orang yang bertindak tapi tidak pernah berpikir. Binar selalu ingin belajar dan belajar tidak kenal lelah dan pantang menyerah. Hasil kerja kerasnya tidak sia-sia hingga ia mendapatkan gelar doktor dengan predikat lulusan terbaik.
Anak dari pasangan Hadi Waluyo, S.H., dan Sri Wahyuningsih, S.Pd., ini memiliki cita-cita dari kecil untuk menjadi guru matematika. Hingga saat ini pencapaiannya lebih dari itu Ia sekarang menjadi dosen di salah satu perguruan tinggi negeri di Surabaya. Ia berterima kasih kepada kedua orang tuanya atas segala doa serta dukungannya. “Tanpa doa dari orang tua saya yakin tidak bisa seperti ini”, ujar Binar. Tidak hanya kepada orang tuanya, ia berterima kasih kepada kedua pembimbingnya yang tidak kenal lelah membantu dan memotivasinya.
Dia berharap kedepannya selalu fokus dalam bidang Sains. Baginya kunci sukses karirnya ini berkat menganut Tri Dharma yakni penelitian, pengajaran, dan pengabdian. (Wahyu)
Share It On: