Unesa.ac.id, Surabaya—Diah Nur Puspa Fajrin merupakan seorang perempuan kelahiran Semarang, 24 Nopember 1987. Ia tidak menyangka bahwa dirinya merupakan salah satu wisudawan terbaik pada wisuda ke-89. Perasaan senang menyelimuti ibu satu anak tersebut. Diah tidak menyangka tesisnya yang berjudul Penerapan Pembelajaran Inkuiri dengan Media Gambar Berseri untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Karangtengah Baru, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul meraih IPK 3,96 dengan predikat pujian. “Bagi saya ini anugerah, saya tidak menyangka bisa mencapai prestasi seperti ini, ini semua berkat Allah dan kedua orang tua saya”, ujar Diah.
Penelitiannya terkait penerapan belajar penuh dengan pemikiran yang cerdas. Ia beralasan dalam penelitiannya akibat melihat rendahnya hasil belajar dan motivasi siswa dalam mapel IPS di SD Karangtengah Baru Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul. Melihat permasalahan tersebut ia berpikir bahwa pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang cocok untuk memecahkan masalah pada siswa. Diah juga menambahkan bahwa pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang menekankan pada keaktifan anak dalam menemukan materi pembelajaran (student centered). Diharapkan materi pembelajaran yang diperoleh melalui proses pembelajaran inkuiri yang dilakukan oleh siswa atas bimbingan guru dapat menjadi bermakna dan tertanam dengan baik, sehingga ada peningkatan hasil belajar IPS pada khususnya.
Putri dari pasangan Supartono dan Wijiningsih ini berharap hasil tesisnya dapat memberi kontribusi dalam memperbaiki pembelajaran IPS khusunya di SD Karangtengah Baru Imogiri Bantul. Untuk itu ia juga berupaya terus memperbaiki kelemahan dari penelitiannya. Baginya semuanya tidak akan ada yang sempurna. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan dan bimbingan dari orang yang berpengalaman dalam bidangnya.
Harapan kedepannya tidak terlalu muluk-muluk ia hanya ingin menjadi seorang ibu yang mampu menjadi kebanggaan bagi anak dan keluarganya. Tidak hanya itu saja gelar magister yang ia raih ini merupakan simbol untuk menjadi guru yang lebih baik. Ia juga tidak menutup kemungkinan untuk melanjutkan studi S3. “Hanya waktu yang nantinya menentukan”, ujarnya. (Wahyu)
Share It On: