www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA—Berwirausaha tidak harus menunggu selesai kuliah. Sekarang, banyak mahasiswa yang kuliah sambil merintis bisnis. Banyak dari mereka yang kuliahnya sukses dan bisnisnya maju pesat. Nah, berhubung sudah memasuki bulan puasa, bisa nih dijadikan momentum untuk mengawali usaha bagi mahasiswa.
Sebelum membuka usaha, dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH) sekaligus tim Sub-Direktorat Kesejahteraan dan Kewirausahaan Mahasiswa UNESA, Septina Alrianingrum, SS., M.Pd., berbagi kiat bagi mahasiswa yang mau memulai atau merintis bisnis di bulan Ramadhan.
01. Membaca Peluang
Septina Alrianingrum mengatakan, usaha tidak bisa sekadar asal buka. Ada bagian paling dasar yang harus dilakukan yaitu melihat potensi dan peluang di sekitar. Cara sederhana untuk membaca peluang yaitu mengidentifikasi apa yang dibutuhkan di lingkungan sekitar.
Sebagai contoh di sekitar banyak kos-kosan yang isinya mahasiswa atau pekerja. Mereka biasanya sering membeli makan di luar. Masak sendiri paling kadang-kadang. Nah, jualan makanan plus minuman tentu perpeluang di situ. Apalagi kalau sahur misalnya, orang-orang butuh cepat, tentu ini potensi usahanya bagus.
Selain itu, bisa juga misalnya di kelurahan setempat direncanakan pusat jualan makanan-minuman buka puasa. Bisa daftar ke kelurahan untuk jualan. Biasanya orang-orang akan mendatangi pusat jualan jelang buka puasa, karena pilihannya banyak.
02. Menentukan Jenis Usaha
Setelah membaca peluang yang ada, selanjutnya adalah menentukan jenis usaha apa yang akan dilakoni. Jika memang jenisnya produk berupa minuman misalnya, ditentukan lagi jenisnya apa, variannya apa sehingga valuenya berbeda dengan produk kompetitor.
“Semakin spesifik jenis usaha yang ditentukan semakin jelas tujuan usaha yang akan dicapai,” ujarnya. Jenis usaha perlu disesuaikan dengan modal yang dimiliki tentunya. Usaha modal minim bisa dengan berjualan barang yang dibutuhkan di bulan ramadhan. Paling simpel buat mahasiswa yaitu jualan makanan atau minuman bukan puasa.
Ada beberapa yang harus diperhatikan sebelum menentukan jenis makanan dan minuman yang akan dijual. Khusus buka puasa pada umumnya orang suka yang segar dan manis. Terlalu manis juga tidak disarankan. Akan lebih baik misalnya kadar gula dipisah agar bisa diatur sendiri oleh pembeli.
Nah, kalau mau jualan makanan, identifikasi dulu aja jenis makanan yang cenderung disukai orang untuk berbuka dan untuk sahur. “Paling penting saat memilih jenis usaha yaitu nilai atau kualitas yang kita tawarkan kepada customer. Meskipun banyak yang jualan produk yang sama, tetapi yang punya value yang dilihat dan dicari,” ucapnya.
03. Berani Memulai
Setelah ada peluang dan menentukan jenis usaha. Selanjutnya yaitu eksekusi atau memulai usaha. Awal-awal, memang ada perasaan ragu dan takut serta banyak pertanyaan yang muncul di benak. Laku gak ya? Orang mau beli gak ya?
Menurutnya, perasaan seperti itu wajar dan jangan sampai karena ragu meruntuhkan keberanian memulai usaha. “Mulai saja dulu, perkara kurangnya di mana bisa diperbaiki dan disempurnakan di perjalanan. Misalnya packagingnya, promosinya dan sebagainya,” terangnya.
04. Kreativitas dan Tampil Beda
Setelah memulai bisnis tentu diperlukan kreativitas untuk menarik banyak pelanggan dan mempertahankan pelanggan. Misalnya usaha makanan, inovasinya bisa berupa varian makanannya, jenis makanannya, toppingnya, tampilannya, packagingnya, atau bahkan promosinya.
Selain itu, berani tampil beda. Tentu, lanjut Septina Alrianingrum, bukan sekadar beda dari yang lain, tetapi juga ada value atau nilai tambah bagi customer ketimbang produk kompetitor. “Jangan pokoknya beda, tetapi beda di sini dibarengi dengan nilai atau kualitas produk yang kita tawarkan,” ucapnya.
05. Branding Produk
Setelah membuka usaha, selanjutnya adalah memikirkan bagaimana cara membranding produk usaha. Branding ini perlu dipersiapkan dan dilakukan lewat berbagai strategi untuk keberlanjutan usaha.
“Branding itu banyak caranya. Apalagi zaman serba digital ini tentu mudah sekali promo di berbagai platform media. Bagian ini penting. Karena sebagus apapun produk kalau tidak dibranding dengan baik juga tidak bisa dikenal customer,” bebernya.
Dia menambahkan, kalau mau lebih serius legi menekuni usaha bisa terus meningkatkan kemampuan di berbagai aspek penentu keberhasilan usaha. Bisa dengan mengikuti pelatihan kewirausahaan atau pelatihan lainnya yang banyak tersedia sekarang ini baik itu yang offline maupun yang online. []
***
Penulis: Riska Umami
Editor: @zam Alasiah*
Gambar oleh StartupStockPhotos dari Pixabay
Share It On: