www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id-Surabaya- Pusat studi literasi LPPM kembali menghadirkan seri ke-3 dari 5 seri rangkaian Webinar Sarasehan. Webinar kali ini mengangkat topik “Kesadaran Budaya dan Kewargaan Menghadapi Pandemik Covid -19”. Masih bertemakan literasi akademis dalam pendidikan sebagai seri sarasehan untuk memperingati bulan pendidikan. Acara ini diselenggarakan pada Sabtu (16/5) yang dimulai pukul 10.00 sampai 12.00 WIB. Pada acara kali ini menghadirkan dua narasumber, yaitu Dr. Made Pramono, S.S., M.Hum., dosen dari Fakultas Ilmu Olahraga (FIO) dan Septina Alrianingrum, S.S., M.Pd., dosen dari Program Studi Sejarah. Pada kesempatan ini, hadir pula Rektor universitas Negeri Surabaya (Unesa), Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes., dan Prof. Dr. Kisyani, M.Hum., selaku Kepala Pusat Studi Literasi.
Dalam sambutannya, Kisyani menjelaskan bahwa acara webinar sarasehan ini diselenggarakan melalui beberapa platform diantaranya Sarwa (Sarasehan whatsapp), youtube, dan zoom. Sarwa digunakan untuk mewadahi peserta yang tidak bisa mengakses youtube maupun Zoom. “Pada seri ini, pendaftar dibatasi hanya 250 peserta yang difasilitasi Sarwa,” Ujar Kisyani. Kisyani juga mengatakan bahwa peserta pada seri kali ini berasal dari berbagai wilayah di Indonesia, diantaranya Madura, Jawa, Sumatera, Kalimantan, NTB, Sulawesi, Maluku, dan Sorong Papua Barat dengan berbagai latar belakang seperti guru, dosen, mahasiswa, penggerak literasi, siswa, dan berbagai latar belakang lainnya.
Literasi sendiri mencakup mengenai rentang pembelajaran yang membuat individu mampu untuk mencapai tujuannya, mengembangkan pengetahuan, dan potensi serta berpartisipasi secara penuh dalam masyarakat sebagai keseluruhan. Dalam pemaparannya mengenai literasi budaya, Made menjelaskan perihal literasi pada masa covid-19 saat ini seperti memahami bahaya, cara penularan, langkah pencegahannya, antisipasi, dan apa yang bisa dilakukan serta pemahaman lain mengenai corona secara luas. Dalam pembahasannya pula, Mademenerangkan mengenai pentingnya literasi budaya dan manfaatnya bagi individu maupun masyarakat. Madejuga menjelaskan mengenai misi literasi, untuk mewujudkan warga Negara yang melek hukum, politik dan budaya. Hal ini penting untuk mengasah kemampuan dalam menfilter informasi-informasi yang tidak benar mengenai covid-19 selama pandemi ini.
Sejalan dengan apa yang disampaikan mengenai informasi yang tidak benar atau Hoax, Septina menjelaskan lebih mendalam mengenai pemahaman mengenai kewargaan digital dalam situasi pandemi saat ini. Kewargaan digital sendiri merupakan salah satu dari bagian literasi budaya dan kewargaan, hal tersebut dapat diartikan bahwa literasi budaya dan kewargaan merupakan kemampuan individu, masarakat bersikap pada lingkungan sosial sebagai bagian dari budaya bangsa. Dalam pembahasannya, Septina menjelaskan mengenai kewargaan digital yang merupakan norma perilaku yang tepat dan bertanggung jawab mengenai penggunaan teknologi. Septina juga menjelaskan mengenai 8 keterampilan ber-digital ria diantaranya digital citizen identity, screen time management, cyberbullying management, cyber security management, digital emphaty, digital footprints, critical tinking dan privacy management. Bijak dalam menggunakan teknologi digital saat ini sangat dibutuhkan untuk mencegah penyebaran berita atau informasi yang tidak benar dan hanya bertujuan untuk meresahkan masyarakat. Bijak dalam mengecek kembali keabsahan dan kebenaran dari berita yang dibaca sebelum melakukan Share.
“Melalui literasi budaya dan kewargaan, diharapkan masyarakat bersikap tenang, sabar dan bijaksana. Terhadap lingkungan sosialnya, terutama mengenai bertebarannya berita-berita online mengenai covid,” pesan Rektor Unesa. (Hasna)
Share It On: