www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA-Penggunaan nitrogen cair pada jajanan ice smoke atau ‘chiki ngebul’ menjadi sorotan setelah menyebabkan sejumlah anak keracunan di berbagai tempat. Karena terus memakan banyak korban, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sampai mengeluarkan edaran tentang Pengawasan Terhadap Penggunaan Nitrogen Cair para Produk Pangan Siap Saji.
Guru besar Kimia Organik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Prof. Dr. Tukiran, M.Si., menyebut bahwa nitrogen cair sebenarnya memiliki sejumlah manfaat, salah satunya yang paling sering dijumpai sebagai refrigerant atau pendingin. Di samping itu, nitrogen cair yang memiliki suhu rendah juga bermanfaat untuk pengawetan makanan dan minuman.
Penggunaan berlebih dan penanganan yang kurang tepat bisa membuat nitrogen cair berdampak buruk bagi kesehatan. Salah satu dampak yang bisa dilihat yaitu pada sejumlah anak yang keracunan setelah mengkonsumsi ‘chiki ngebul’ yang menggunakan nitrogen cair.
“Apapun ya kalau digunakan atau dikonsumsi melebihi batas ambang memang penggunaannya tidak diperbolehkan, karena pasti memberikan dampak negatif termasuk penggunaan nitrogen cair,” terangnya.
Dampak Nitrogen Cair
Ia menambahkan, karakteristik yang paling menonjol dari nitrogen cair adalah suhunya yang sangat rendah, yaitu bisa mencapai -196 oC pada tekanan atmosfer. Nitrogen juga memiliki nilai ekspansi dari cair ke gas sebesar 1:696. Artinya, 1 liter nitrogen dalam bentuk cair akan berubah menjadi 696 liter nitrogen dalam bentuk gas.
“Tentu, bisa dibayangkan dampak yang bisa terjadi pada tubuh kita bila nitrogen cair ini langsung tertelan. Lambung akan langsung mengembang secara cepat, bisa kembung, diikuti muntah dan sampai pada kondisi terparah berupa lambung bocor atau disebut perforasi lambung,” paparnya.
Ia menekankan bahwa penambahan nitrogen cair ke dalam makanan atau minuman harus sesuai dengan pedoman BPOM, karena uap yang dihasilkan dari makanan atau minuman yang diproses menggunakan nitrogen cair pun dapat memicu kesulitan bernapas yang cukup parah.
“Selama dikelola dengan baik relatif masih diperbolehkan, yang berarti sedikit jumlahnya dan tentu dengan pengawasan yang baik pula,” tandasnya.
Menurunnya, nitrogen cair tidak boleh disimpan di ruang tertutup rapat atau dalam sebuah tangki khusus yang memiliki sistem insulasi yang kedap udara, karena bahan ini bisa mengembang dengan cepat bahkan bisa meledak apalagi jika terkena panas yang tinggi atau terkena api.
Orang Tua Harus Bagaimana?
Pria asal Magetan ini menambahkan, untuk para orang tua memang tidak boleh membiarkan anak jajan sembarang di luar untuk mengantisipasi dampak negatif penggunaan bahan yang berbahaya pada makanan atau minuman.
Orang tua harus mulai peduli dengan asupan makanan atau minuman yang sehat bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Jangan hanya mencari enak atau kenyang, tetapi juga sehat bagi anak. Karena itulah, orang tua harus punya strategi agar anak tidak terbiasa jajan di luar. Hal ini bisa dilakukan dengan beberapa upaya.
1. Edukasi Sejak Dini
Orang tau harus mengedukasi anak mengenai penyakit akibat makanan tidak sehat akibat penggunaan bahan pengawet, pewarna, pemanis, pengenyal buatan dan bahan aditif sintetik lainnya. Anak juga harus tau apakah jajanan itu dibuat dengan cara yang tidak terjaga kebersihannya, atau bahkan sudah kedaluwarsa.
“Edukasi ini penting pada anak sedini mungkin agar aman dan terhindar dari berbagai penyakit di kemudian nanti, karena tentunya mengkonsumsi jajanan yang tidak sehat menyebabkan gangguan pencernaan,” bebernya.
2. Siapkan Camilan Sehat
Selanjutnya, orang tua perlu menyediakan cemilan atau minuman yang sehat untuk anak. Ini bisa dilakukan dengan membuat sendiri di rumah dengan bahan-bahan dan proses pembuatan yang sehat. Takaran bahan bisa disesuaikan dengan kadar kebutuhan gizi seimbang anak, Buat sendiri tentunya bisa lebih sehat.
Agar anak tidak bosan, cemilan yang diolah bisa dibuat dalam berbagai varian rasa, bentuk dan sebagainya. Jika, misalnya orang tua tidak sempat membuat sendiri, pun bisa membeli cemilan di luar yang kandungan atau komposisi bahan yang lebih sehat dan meyakinkan.
“Memang hal ini memerlukan waktu, telaten, kesabaran dan kesungguhan, tetapi ingat bahwa anak adalah investasi masa depan buat kita,” tandas Prof Tukiran.
3. Hindari Makanan Cepat Saji
Makanan cepat saji biasanya menggiurkan. Nah, peran orang tua sangat diperlukan dalam hal ini karena kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji akan mengganggu kesehatan pencernaan. “Anak bisa diajak belanja jajanan sehat lain daripada membelikan makanan cepat saji. Bahkan saat belanja misalnya orang tua bisa sambil edukasi anak tentang makanan dan pengaruh bahan-bahannya bagi tubuh,” tambahnya.
4. Keteladanan Orang Tua
Biasanya, apa yang dilakukan orang tua termasuk jenis makanan yang dikonsumsi orang tua secara tidak langsung juga akan diikuti seorang anak. Dengan kata lain, apa yang dikonsumsi orang tua, anak juga pengen mencobanya. Nah, atas dasar itulah, orang tua harus membiasakan atau mengajak anak untuk mengkonsumsi makanan yang lebih sehat.
Lebih bagus lagi misalnya orang tua langsung mengajak anaknya untuk membuat sendiri makanan atau cemilannya. Selain anak bisa belajar mengenal bahan, manfaat, komposisinya, juga bisa belajar keterampilan mengolah makanan atau cemilan sehat. Hal ini bermanfaat bagi anak ke depannya. []
***
Penulis: Mohammad Dian Purnama
Editor: @zam Alasiah*
Sumber Foto: Istimewa/BETV
Share It On: