www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA-Penerapan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan literasi menjadi topik pembicaraan penting dan menarik belakangan ini. Karena itu, Pusat Studi Literasi, LPPM UNESA mengadakan Sarasehan dalam Jaringan (SADARING) Literasi Seri V Tingkat Nasional dengan tema “Asesmen dalam Pembelajaran Ekonomi” pada Sabtu, (11/09/2021).
Sebanyak 136 peserta dari guru, mahasiswa, dosen hingga umum mengikuti kegiatan tersebut. Adapun narasumber yang dihadirkan yaitu, Moh. Eka Gonda Sukmana, SE, MSi, CRISC selaku Deputi Direktur Pengawasan LJK 4 dan Perizinan Otoritas Jasa Keuangan Regional 4 Jawa Timur, Dr. Susanti, M.Si., selaku Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UNESA, dan Susi Agustini, S.E., M.Si., selaku Guru SMAN 1 Panji Situbondo AGEI Jatim.
Acara dibuka oleh Dr. Anang Kistyanto, S.Sos., M.Si. Ia menyampaikan bahwa Rektor UNESA Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes., sangat mendukung acara tersebut. Menurutnya, kegiatan itu mendukung kebijakan Kemendikbud Ristek RI. “Topik ini menarik seiring dengan kebijakan mas Mentri (Nadiem Makarim, red), " ujannya.
Dalam menerapkan AKM pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Guru dan siswa harus mengenal model-model AKM dan pembelajarannya. Guru seharusnya dapat membuat soal-soal setara AKM. "Karena itu kita harapkan kegiatan ini dapat mendukung maksimalisasi AKM di sekolah," harap Anang.
Moh. Eka Gonda Sukmana pada kesempatan itu membahas mengenai tingkat literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia. Menurutnya, tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia di pasar modal, dana pensiun, dan asuransi masih rendah.
Ia memaparkan, survei tahun 2019 menunjukkan bahwa industri yang paling rendah tingkat literasi keuangan adalah pasar modal, kemudian yang paling rendah kedua dari sisi dana pensiun, dan ketiga dari multifinance. "Karena tingkat literasi dari masyarakatnya sendiri masih rendah,” ungkapnya.
Eka Gonda mengingatkan agar tidak gampang terjebak dalam investasi ilegal. Untuk itu, peserta harus waspada terhadap berbagai bentuk investasi ilegal. “Jangan tergiur dengan bunga tinggi sebelum paham tentang investasi beserta modus-modusnya," ucapnya.
Sebab, lanjutnya, pelaku biasanya menggunakan nama tokoh agama, tokoh masyarakat dan selebriti yang disegani masyarakat untuk menggaet para korban. "Maka, masyarakat harus mengenal 2L yakni, legal; mempunyai status perizinan dari badan hukum dan produk, dan logis; mempunyai imbalan hasil yang wajar dan memiliki resiko,” terangnya.
Sementara itu, Susanti membahas tentang Desain Pengembangan Soal Setara AKM Berbasis Konteks Saintifik pada Mata Pelajaran Ekonomi dan Akuntansi. Susanti menjelaskan, ada hal-hal penting yang diperhatikan dalam menulis soal ekonomi dan akuntasi setara AKM.
Dalam membuat asesmen, perlu memperhatikan materi yang sesuai dengan indikator soal atau disebut stimulus. Periksa materi dari sisi manfaat, relevansi, dan refleksi yang diujikan serta pertanyaan penting yang diujikan.
Setelah itu, soal yang dibuat harus dapat mengukur kemampuan dasar peserta didik berupa menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi. Terakhir, pilih jenis soal yang akan diujikan sesuai kompetensi, dapat berupa soal pilihan ganda, pilihan ganda komplek, dan soal menjodohkan.
Pada kesempatan itu, Susi Agustini bahas Implementasi Konteks Saintifik dalam Soal Setara AKM pada Pembelajaran Ekonomi. Susi juga memberikan contoh soal-soal AKM literasi membaca dan literasi numerasi. “Nah, untuk kisi-kisi soal AKM itu perbedaannya terlihat pada bagian konten dan konteksnya untuk literasi membaca sedangkan pada literasi numerasi, menggunakan domain dan subdomain,” kata Guru SMAN 1 Panji Situbondo AGEI Jatim itu. (Esti/zam)
Share It On: