www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id., SURABAYA—Menjadi mahasiswa banyak sekali tantangannya. Tugas yang menumpuk, tagihan laporan datang terus membuat mereka rentan pusing bahkan stress. Apalagi ditambah relasi pertemanan yang tidak baik-baik saja dan berbagai persoalan lainnya. Hem. Ya salaam.
Nah, untuk membantu menyelesaikan dan meringankan persoalan yang menimpa mahasiswa, kampus seperti UNESA memiliki Sub Direktorat Layanan Bimbingan Konseling, Karir dan Alumni yang salah satu tugasnya menyediakan layanan konseling bagi mahasiswa. Dosen-dosen pun, khususnya dosen BK diberikan bekal untuk bisa melakukan konseling.
Bagaimana cara melakukan konseling mahasiswa? Dosen BK UNESA, Dr. Retno Tri Hariastuti, M.Pd., M.Kons., mengatakan poin penting yang wajib dimiliki konselor yakni membuat mahasiswa merasa nyaman berbicara dengan menggunakan pendekatan interpersonal.
Ketika mahasiswa sudah nyaman, otomatis mereka tidak akut menceritakan permasalahannya kepada konselor. Masalah jadi cepat terselesaikan.
Dia menambahkan, saat melakukan konseling biasanya mahasiswa tidak hanya menceritakan masalahnya melalui bahasa verbal saja, tetapi juga terlihat pada bahasa nonverbal, seperti ekspresi muka (mimik) dan gerakan tangan atau tubuh (gesture).
Jika ada mahasiswa yang menggerakan tangan seperti menggaruk kepala atau sering melihat jam itu tandanya mereka merasa tidak nyaman atau dalam waktu dekat akan pergi ke tempat lain. “Itulah ekspresi yang sebenarnya mereka pikir dan rasakan,” jelasnya.
Retno mengatakan ada beberapa macam keterampilan dasar yang wajib diperhatikan oleh konselor, di antaranya keterampilan attending, berempati, bertanya, konfrontasi, merangkum, berperilaku genuine, dan pemecahan masalah. “Keterampilan berempati ini sangat penting dilakukan karena dengan memperhatikan mimik wajah itulah gambaran perasaan dan pikiran mahasiswa,” katanya.
Dekan FIP sekaligus pakar konseling individu, Prof. Dr. Mochamad Nursalim, M.Si., mengatakan konselor wajib menjauhi penggunaan kata jangan atau tidak saat melakukan sesi konseling, lebih disarankan menggunakan kata sebaiknya atau alangkah baiknya.
www.unesa.ac.id
Kemudian ketika ada mahasiswa yang ingin bercerita, konselor bisa mengajaknya untuk melakukan relaksasi terlebih dahulu dengan cara memberikan sugesti. Sugesti ini sangat berpengaruh bagi konseli atau orang yang menjalani konseling kepada konselor.
Mereka akan terdorong untuk mengikuti pandangan positif konselor dan dapat menerima sugesti tersebut secara sadar maupun tidak sadar.
Sugesti yang diberikan bisa berupa sikap, tindakan dan ucapan. Sugesti berasal dari rasa optimis terhadap suatu hal yang dibangkitkan oleh keyakinan dalam diri sendiri. Sugesti positif akan berpengaruh besar terhadap penyelesaian masalah mahasiswa. Dia berharap seluruh jajaran dosen BK selingkung UNESA bisa membantu mahasiswa untuk menyelesaikan masalah-masalah yang mereka hadapi salah satunya menggunakan teknis sugesti.
Strategi konseling di atas disampaikan narasumber dalam pembekalan Peningkatan Keterampilan Bimbingan Konseling (BK) yang diselenggarakan Sub Direktorat Layanan Bimbingan Konseling dan Karir, Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menyelenggarakan di Auditorium, lantai 6, Rektorat, Kampus Lidah Wetan, Surabaya pada Rabu (31 Mei 2023).
Kegiatan ini bertujuan untuk membekali para dosen BK dalam membantu mahasiswa untuk menyelesaikan problematika-problematika yang dihadapi. Layanan konseling tersebut tentu harus disesuaikan dengan latar belakang, karakter dan tipe mahasiswa. []
***
Penulis: Fionna Ayu Shabrina
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Tim Humas
Share It On: