www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, Surabaya - Empat atlet taekwondo SLOMPN Unesa akan turun mengikuti Pekan Olahraga Pelajar (Popnas) di Sumatera Selatan (Sumsel) pada 27 Agustus hingga 4 September 2023 mendatang.
Mereka akan turun mewakili daerahnya masing-masing untuk berlaga di kejuaraan nasional antar pelajar itu.
“Dari 12 atlet SLOMPM Unesa ini yang berangkat ke Popnas ada sekitar 4 orang,” kata pelatih taekwondo SLOMPN Unesa Sanim Dedy beberapa waktu lalu.
Menurut dia, keempat atlet itu akan turun di kelas berbeda. Mereka adalah Desak Made Reina yang tanding di kelas 44 kg junior, Keisa di under 46 kg junior, mewakili Jawa Tengah.
“Sedangkan dua lainnya adalah Aviva Saskia di 55 kg mewakili Banten dan Queen Ramadani yang mewakili DKI Jakarta,” tambahnya.
Dedy optimis bahwa atlet binaannya itu akan meraih hasil masksimal. Target yang dicanangkan kepada atletnya itu minimal bisa meraih dua emas dalam ajang kejurnas itu.
“Paling tidak bisa meraih dua emas nantinya, kita optimis,” tambahnya.
Menurut Dedi, skill anak asuhnya itu sudah mengalami kemajuan yang signifikan. Bahkan, pada ajang pemanasan di Kejurprov Jatim beberapa waktu lalu, keempat atlet binaannya itu berhasil meraih medali emas.
“Kemarin waktu ajang pemanasan di Kejurprov sudah maksimal dan meraih 4 emas, kalau total ada 10 emas yang diraih tim secara keseluruhan,” jelasnya.
Sebelumnya, empat atlet SLOMPN Unesa berhasil meraih medali emas dalam Kejuaraan Wilayah (Kejurwil) Taekwondo Jawa Tiga di Yogyakarta beberapa waktu lalu.
Keempat atlet itu dalah Afif yang terjun di kelas 61 kg cadet, Zaky kelas 65 kg cadet dan Nimas Ayu Alexandria yang meraih emas di kelas 55 kg putri Cadet.
Diketahui, Afif dan Zaky mewakili daerahnya Yogyakarta dan Jawa Tengah, sedangkan Nimas Ayu Alexandria mewakili Jawa Timur. Sedangkan, Muhammad Arga berhasil merebut emas dalam kelas 63 junior putra.
Sementara itu, menurut Uria Dedi Blegur, pelatih SLOMPN Unesa lainnya, salah satu yang dilakukan para pelatih untuk meningkatkan skill anak didiknya adalah dengan memperbaiki teknik tendangan dan pukulan.
Kemampuan dasar itu merupakan keterampilan yang harus ditingkatkan, secara terus menerus.
“Untuk sementara ini, usia awal peralihan cadet dan yunior memang untuk teknik pembenahan di basic tendangan pukulan,” jelasnya.
Selain itu, menurut dia, pihaknya juga akan memperbaiki mental bertanding para atlet. Pasalnya, dari evaluasi, ada beberapa atlet yang mentalnya masih harus dibenahi. Sehingga, mereka bisa all out ketika bertanding di setiap even.
“ Tujuan dan tahapan fokus pembentukan basic, dan untuk juara belum, di usianya.Setelah di usia 17 tahun training to win,” tegasnya. (*)
Penulis : Basyir
Foto : Dokumentasi tim SLOMPN
Share It On: