Azlan Abbas dari Universiti Kebangsaan Malaysia menyampaikan materi seputar gen Z di hadapan mahasiswa baru Fisipol UNESA.
Unesa.ac.id, SURABAYA—Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menggelar kuliah umum bertajuk “Generation Z as Agents of Change: Encouraging Innovation for SDGs Achievement in the Midst of Global Disruption” pada Kamis, 12 September 2024.
Acara yang berlangsung secara hybrid di Auditorium Fisipol UNESA dan Zoom Meeting ini menghadirkan Assoc Prof Azlan Abbas dari Universiti Kebangsaan Malaysia sebagai narasumber utama.
Kuliah tamu ini mendapat perhatian khusus karena dihadiri oleh mahasiswa baru Fisipol angkatan 2024, yang untuk pertama kalinya mengikuti program internasionalisasi kampus. Dalam sambutannya, Dekan Fisipol, Wiwik Sri Utami menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi menyukseskan acara tersebut.
"Tema kuliah tamu ini relevan dengan generasi Z, yang memiliki kemampuan multitasking yang luar biasa, seperti mendengarkan kuliah sambil membalas chat. Potensi seperti ini harus dimanfaatkan dengan baik agar bisa menjadi agen perubahan yang inovatif di tengah disrupsi global," ujar dosen geografi tersebut.
Dekan Fisipol memberikan cinderamata kepada Azlan Abbas.
Dalam pemaparannya. Azlan Abbas menjelaskan bahwa generasi Z hidup dalam dunia yang terus mengalami disrupsi besar. Tantangan-tantangan global seperti perubahan iklim (climate change), ketidaksetaraan (inequality), dan ketidakstabilan ekonomi (economic instability) menjadi isu-isu penting yang membutuhkan inovasi serta solusi dari generasi muda.
"Mereka adalah digital natives yang tidak hanya mampu beradaptasi dengan cepat, tetapi juga mendefinisikan ulang cara hidup dan bekerja di dunia yang penuh tantangan. Mereka harus memahami bahwa perubahan ini bukan ancaman, tetapi peluang untuk menciptakan masa depan yang lebih baik," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa Gen Z dikenal sebagai innovators in technology, generasi yang secara alami beradaptasi dengan teknologi, dengan kecenderungan karir di sektor digital, kemampuan multitasking, serta kemahiran dalam menggunakan media sosial sebagai alat untuk berpengaruh dan menyebarkan ide.
Dekan beserta jajarannya dan narasumber bersama mahasiswa Fisipol.
"Media sosial bagi generasi Z bukan hanya untuk bersosialisasi, tapi juga untuk membentuk opini dan memberikan pengaruh besar dalam isu-isu sosial," tambahnya.
Lebih lanjut, ia menyoroti bahwa generasi Z memiliki hubungan alami dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). Fluensi digital mereka menjadikan mereka aktor kunci dalam mendorong pencapaian SDGs.
"Generasi Z sangat cocok dengan visi SDGs. Mereka tumbuh dengan kesadaran akan masalah-masalah global seperti perubahan iklim dan kesenjangan sosial, dan dengan kemampuan teknologi yang mereka miliki, mereka adalah pemain utama yang dapat mendorong tercapainya tujuan-tujuan tersebut," paparnya.
Ia juga menyebut bahwa Gen Z tidak hanya mengubah metode pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi, tetapi juga mendefinisikan kembali preferensi karir di era digital, menjadikan mereka kelompok yang adaptif dan berpotensi besar untuk menjadi pemimpin masa depan.[]
***
Reporter: Prismacintya (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Tim HUMAS UNESA
Share It On: