KOMPAK: Pimpinan dan civitas serta mahasiswa baru Fisipol mengenakan pakaian adat berbagai daerah dalam PKKMB yang berlangsung di halaman Fisipol, Kampus 1 Ketintang.
Unesa.ac.id. SURABAYA—Sebanyak 1.839 mahasiswa baru memulai babak baru sebagai bagian dari keluarga besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Mereka mengikuti Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) di Fisipol, Kampus 1 Ketintang, sejak Selasa, 20 Agustus 2024.
Dekan Fisipol, Wiwik Sri Utami, mengatakan, PKKMB dimaksudkan agar mahasiswa baru bisa memahami dan cepat beradaptasi mengenai sistem dan lingkungan perkuliahan di fakultas yang gencar melakukan transformasi besar-besaran itu.
"Kehidupan kampus berbeda dengan sekolah, karena itu mahasiswa harus memanfaatkan kesempatan kuliah untuk mengembangkan kemampuan, menambah pengalaman, dan memperkuat skillset," ucapnya.
Sesi talkshow PKKMB UNESA dengan sejumlah tokoh, profesional, dan influencer.
Dekan berharap, PKKMB tidak hanya memberikan informasi mengenai sistem perkuliahan, tetapi juga bisa menjadi bekal penting bagi mahasiswa baik dari aspek mental maupun kemampuan. "Semoga rasa tanggung jawab sebagai mahasiswa semakin terpupuk, dan bisa berkolaborasi untuk meraih prestasi," tambahnya.
PKKMB Fisipol dikemas dalam berbagai bentuk kegiatan sosialisasi hingga diskusi dan talkshow inspiratif. Mereka juga menghadirkan sejumlah tokoh sebagai pembicara, seperti Fuad Bernardi anggota DPRD Jatim; Wijaya, Content Creator; dan Hendy Setiono, CEO dan Founder Baba Rafi.
SEMANGAT: Mahasiswa baru Fisipol antusias mengikuti setiap prosesi PKKMB.
Fuad Bernardi pada kesempatan itu memotivasi mahasiswa Fisipol agar bisa menjadi generasi bangsa yang memiliki kontribusi bagi masyarakat dan negara. "Agar bisa berkontribusi, tentu mahasiswa harus belajar dan memperbanyak pengalaman, berkarya dan berinovasi," ucap putra Mensos Tri Rismaharini itu.
Raja Ugi Hati Paskah, mahasiswa baru asal Blitar, mengungkapkan rasa senangnya bisa menjadi bagian dari keluarga besar Fisipol UNESA. Dia mengatakan, proses adaptasi di Surabaya tidaklah mudah meskipun masih dalam wilayah Jawa Timur. "Adaptasi di Surabaya memang tak mudah. Logat dan kesibukan kota ini cukup membingungkan, tapi semangat untuk belajar dan mengenal lingkungan baru tetap tinggi," kata Raja.[]
***
Reporter: Zakarya Putra Soekarno (Fisipol), dan Farhan Bachtiar (Fisipol)
Editor: @zam*
Foto: Tim HUMAS UNESA
Share It On: