Penataran pelatih petanque tingkat nasional 2024 oleh FOPI dan UNESA dihadiri puluhan pelatih dari berbagai daerah.
Unesa.ac.id. SURABAYA—Pelatih memegang peran penting dalam kemajuan olahraga. Karena itu, kemampuan mereka harus terus dikembangkan, salah satunya melalui penataran seperti yang dilakukan Federasi Olahraga Petanque Indonesia (FOPI) dan Universitas Negeri Surabaya (UNESA) pada 13 -15 November 2024.
Penataran pelatih petanque tingkat nasional 2024 yang diikuti puluhan pelatih petanque dari berbagai daerah ini dilaksanakan di Gedung Kuliah Bersama, Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK), Kampus 2 Lidah Wetan, Surabaya.
Ketua pelaksana, Ibrahim Sembiring, sekretaris FOPI Sumatera Utara mengatakan bahwa penataran ini merupakan bagian dari komitmen tingkatkan kualitas sumber daya pelatih untuk meningkatkan prestasi petanque di kancah internasional.
Dia menambahkan, tujuan acara penataran pelatih ini adalah untuk menciptakan lebih banyak sumber daya manusia melalui pelatih yang berkualitas, khususnya pada cabang olahraga petanque.
“Tujuan acara ini tidak lain adalah meningkatkan sumber daya pelatih agar menghasilkan bibit berkualitas (atlet). Di tangan pelatihnya, talenta muda berbakat tanah air dididik, dibina, dan dikembangkan sehingga menjadi andalan Indonesia di berbagai kompetisi,” ujarnya.
Dia berharap dengan diadakannya penataran pelatih ini semakin banyak pelatih cabang olahraga petanque yang berkualitas, dan mampu mengharumkan Indonesia melalui prestasi di tingkat dunia.
Acara yang berlangsung selama tiga hari ini, mengedepankan penguatan karakter Pancasila pada insan olahraga Indonesia dan cabang petanque oleh I Wayan Yamadhiputra, pengembangan pola latihan mental oleh Rachman Widohardhono.
Penataran yang berlangsung tiga hari ini sebagai upaya FOPI dan UNESA dalam meningkatkan prestasi cabor petanque Indonesia di tingkat internasional.
Selanjutnya, ada analisa golden age cabor petanque berdasarkan LTAD oleh Dwi Cahyo Kartiko, dan metodologi pelatihan petanque bersama Ibrahim Sembiring.
Dilanjutkan pengembangan pola latihan fisik oleh Nurkholis serta perkembangan dan peraturan petanque oleh Kholil, yang diakhiri dengan post-test. Di hari terakhir, akan ada penugasan mandiri kepada pelatih yang mengikuti penataran.
Pemateri penataran pelatih petanque sekaligus Sekjen FB FOPI, I Wayan Yamadhiputra, mengingatkan kembali kepada seluruh pelatih yang hadir di ruangan untuk tetap mengedepankan sportivitas dan selalu terlibat kesepakatan antara satu sama lain; baik dengan sesama pelatih maupun atlet. “Poin utama permainan petanque adalah kesepakatan,” ujarnya.
Pelatih petanque asal Papua Barat, Syahrir, mengungkapkan rasa antusiasnya karena baru kali pertama mengikuti penataran tersebut. Meski jumlah pelatih masih sedikit, olahraga petanque menurut Syahrir harus terus disosialisasikan kepada masyarakat, khususnya di Papua Barat.
“Menurut saya, cabang olahraga petanque ini memiliki kelebihan, yakni rasa kekeluargaan di dalamnya. Walau demikian, cabor ini perlu memperbanyak pelatih,” ujarnya.
Dengan adanya penataran pelatihan pelatih ini, Syahrir berharap ada pengembangan lebih lanjut terkait pelatihan dan program kerja pelatih. Pelatih asal Papua Barat ini juga menambahkan agar pelatihan ini tidak berhenti sampai level satu saja.
“Harapan saya, kalau bisa ini bukan yang terakhir, artinya ada pengembangan berkelanjutan. Kalau ini ‘kan level 1 dan nasional, mungkin nanti ada level 2, level 3. Bahkan kalau bisa secara internasional, supaya kita punya legalitas,” tambahnya.[*]
***
Reporter: Dewanda Puspita (internship)
Editor: @zam*
Foto: Tim HUMAS UNESA
Share It On: